Misteri Terbunuhnya Ibu Hamil dan Dua Anaknya

Ilustrasi.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Kasus pembunuhan ibu hamil dan dua anaknya di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, diduga dilakukan oknum TNI.

Hal itu diketahui, berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SPPHP) dari Polres Teluk Bintuni kepada keluarga korban, ada dugaan pelaku mengarah kepada oknum anggota TNI.

Munculnya dugaan itu, karena telepon genggam milik korban yang hilang setelah peristiwa itu terjadi, ternyata ada di tangan anggota TNI berinisial ST, dan dikembalikan oleh seorang anggota TNI setempat bernama Lettu Deni Manuhu kepada keluarga korban.

"Ada indikasi pelakunya oknum tentara. Kami minta informasi ke kapolda, disampaikan bahwa mereka sudah limpahkan berkas itu ke POM, kalau bukan indikasi tentara, nggak mungkin berkas dilimpahkan ke POM," kata perwakilan keluarga korban, Matius Menteng, Rabu 16 September 2015 di kantor Komnas Perlindungan Anak, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Dari dugaan tersebut, keluarga korban mencoba menanyakannya ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) setempat. Sayangnya, tidak ada jawaban jelas. Bahkan, Denpom setempat mengaku baru akan melakukan penyelidikan dari awal. "Jadi, pas kami tanya, katanya gitu, penyelidikan balik lagi ke nol," kata Matius.

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, dia menilai ada kegamangan antar aparat polisi dan TNI setempat dalam menangani kasus tersebut. Karena, polisi tidak menahan ST, justru seorang pria yang berinisial PM yang belakangan ditahan oleh polisi.

"Kalau diduga tersangkanya ST, tapi yang ditahan PM, itu berarti ada kegamangan. Dan sayangnya Danden POM belum mau bersedia menerima pelimpahan berkasnya. Kan enggak mungkin polisi serahkan ke Denpom kalau enggak diduga pelakunya oknum tentara," ucapĀ  Arist.

Arist juga mengatakan, aparat penegak hukum harus transparan dan segera menyelesaikan kasus dan mengungkap pelaku pembunuhan sadis itu. Komnas PA bahkan berencana mengadukan masalah ini ke kapolri dan panglima TNI.

"Kalau pelakunya oknum tentara, pangdam Papua harus berikan keadilan bagi korban. Sebab, setelah sebulan, tidak terungkap kasusnya," katanya.

Selanjutnya... Ibu Hamil dan Dua Anaknya Dibunuh Secara Sadis..



Ibu Hamil dan Dua Anaknya Dibunuh Secara Sadis

Ibu bernama Frelly Dian Sari (35 tahun) dan Putri Natalia (7 tahun), serta Andika (2 tahun) dibunuh secara sadis di dalam rumahnya.

Arist menuturkan, pembunuhan terjadi saat Frelly tengah ditinggal sendiri dengan dua anaknya di rumah karena sang suami, Yulius Hermanto, sedang pergi mengantar guru honorer ke daerah Yensey, sehari sebelum pembunuhan terjadi.

Jasad ibu dan dua anak itu baru ditemukan keesokan harinya, 27 Agustus 2015 sekitar pukul 21.00 WIT oleh tetangga rumah korban.

"Setelah tetangganya itu masuk dan mendekati rumah, dia dikejutkan dengan penemuan tiga mayat dalam kondisi berlumuran darah dan mulai membusuk," kata Arist.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Kondisi ketiga jenazah, menurut dia, sangat mengenaskan. Frelly yang tengah hamil empat bulan, mengalami kekerasan dengan senjata tajam di bagian alat vitalnya. Bahkan, alat vital korban sampai robek hingga bagian pusar.

Beberapa sudut tubuh korban ada bekas sayatan dan juga mengalami patah tulang. "Diduga korban diperkosa sebelum dibunuh," ujar Arist.

Kedua anak korban juga ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Cicilia dan Andika mengalami luka bekas sayatan parang dan luka lainnya di sekujur tubuh.

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Dugaan sementara, korban dibunuh dengan senjata tajam karena kepolisian menemukan sarung parang yang tertinggal di lokasi kejadian yang diduga milik pelaku.

"Saat ibunya dibantai, anaknya lihat kaget, lari, ditebas juga di kepala. Kemudian, anak yang umur enam tahun lihat juga, kaget dia, lari, terus sengaja dijepit di pintu, dan ditusuk di sana," ujar Arist.

Ilustrasi pembunuhan.

Ibu Hamil dan Dua Anaknya Dibantai Secara Sadis di Papua

Aksi kekerasan ini terjadi saat suaminya sedang pergi.

img_title
VIVA.co.id
16 September 2015