Kabut Asap Kian Parah, Jarak Pandang Makin Menurun

kabut asap
Sumber :
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan tak membuat kabut asap di Provinsi Riau berkurang. Malah saat ini kondisinya semakin parah. Jarak pandang semakin menurun.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan

Selain tetap melakukan
Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi
water bombing dan membuat hujan buatan melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), warga juga menggelar salat Istisqa (minta hujan).

Senin pagi, 7 September 2015, Polresta Pekanbaru menggagas salat sunah Istisqa atau salat sunah meminta hujan. Salat digelar secara berjamaah yang diikuti ribuan warga itu, dihelat di halaman Masjid Agung Annur Pekanbaru.


"Salat Istisqa ini diikuti ummat Muslim untuk memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan Rahmat-Nya berupa hujan ke Bumi Lancang Kuning dan wilayah lainnya di Riau," ujar Wakapolresta Pekanbaru, AKBP S Putut Wicaksono SIK.


Salat ini diikuti berbagai kalangan dan instansi serta sekolah. Mulai dari Polri, TNI, Pemprov Riau, Pemko Pekanbaru, para alim ulama serta masyarakat Kota Pekanbaru.


Salat minta hujan ini sudah berulang kali digelar. Sebelumnya warga Rumbai juga melakukan hal yang sama. Bebeberapa hari sebelumnya juga warga Pekanbaru menggelar salat Istisqa di lapangan Kemenag Kota Pekanbaru.


Namun, hujan belum turun dengan deras, hanya gerimis dengan durasi singkat. Sementara itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi, mengatakan bahwa saat ini di Pulau Sumatera terdapat 413
hotspot
.


"Rinciannya, di Bengkulu lima titik, Jambi 170 titik, Lampung 31 titik, Sumatera Barat empat titik, Sumatera Selatan 79 titik, Kepri dua titik, dan Bangka Belitung 77 titik," katanya.


Jarak pandang 50 meter


Menurut data BMKG, jarak pandang hari ke hari semakin pendek, bahkan kini di Kabupaten Pelalawan, jarak pandang hanya mencapai 50 meter.


Sementara itu, beberapa daerah lainnya di Bumi Melayu itu tak kalah buruknya. Seperti di Ibu Kota Provinsi, Pekanbaru, jarak pandang tak lebih dari 200 meter. Begitu juga di Kota Dumai, jarak pandang hanya 200 meter.


Warga semakin khawatir kabut asap akan mengganggu kesehatan. Apalagi hingga saat ini, masih banyak warga yang tidak mendapatkan masker dari pemerintah.


"Masker tidak dibagikan secara merata. Mereka hanya membagi-bagikan di simpang-simpang jalan di perkotaaan. Di pinggir kota bahkan di pelosok desa sama sekali tidak tersentuh," ujar Didi warga Jalan Harapan.


Hal senada juga disampaikan Muhammad Idris. Banyak warga di pedesaan yang tidak mendapatkan masker. Sementara itu, warga sudah banyak yang sakit-sakitan. Mulai dari batuk, demam, mata pedih, dan sesak napas.


"Katanya, Presiden Jokowi punya kartu sakti untuk kesehatan. Saya kira, sekaranglah saatnya kartu itu dibagi-bagikan untuk masyarakat Riau dan daerah lainnya yang terkena bencana kabut asap," katanya.


Karena, dengan kondisi ekonomi yang semakin memburuk, diperparah ancaman kesehatan yang tak tak kunjung hilang, Presiden harus membuktikan janji-janji politiknya ketika masa kampanye dulu.


"Kartu itu jangan hanya dibagi-bagikan di Pulau Jawa. Kami di Sumatera ini warga Indonesia juga. Bagi-bagi jugalah untuk kami," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya