Heboh, Sperma di UGM Dihargai Rp50 Ribu

Ilustrasi sperma
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Mendonorkan sperma ke bank sperma merupakan hal yang lazim dilakukan di luar negeri. Namun, bagaimana jadinya jika melakukan donor sperma dilakukan di Indonesia? Tentu akan menjadi pro dan kontra di masyarakat.

Meski begitu, donor sperma sangat mungkin terjadi guna kepentingan penelitian di sebuah Fakultas Kedoteran di perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Dijambret, Nenek 70 Tahun Tangkap Sendiri Pelakunya

Meski tak bisa dipastikan kebenaran berita tersebut namun dalam beberapa hari terakhir beredar adanya pengumuman yang diduga bocor dari salah satu group WhatsApp mahasiswa Fakultas Kedokteran yang menawarkan pembelian sperma sebesar Rp 50.000 untuk sekali masturbasi.

Pengumuman yang seharusnya untuk anggota dalam WhatsApp tersebut ternyata bocor ke luar group sehingga membuat heboh civitas akademika UGM dan masyarakat Yogyakarta. Dalam pengumuman yang ada di group WhatsApp berisi pesan sebagai berikut:

Ikan Unik di Minahasa Diincar Orang Asing

"Guys, bingung cari uang? Lagi nganggur? Hobi menonton film porno di waktu luang? Manfaatkan kebiasaanmu untuk mencari uang!! Sekarang calon anak kamu yang biasa kamu buang bisa dijadikan uang!!

Syarat:

Keluarga Waluyo Sempat Terima Santunan Rp35 Juta

Melapor ke asdos PK (patologi klinis FK UGM) atau ke Ajib (08122962999).

Sampel dikeluarkan maksimal satu jam sebelum jam praktikum, container harap diambil dulu di lab PK lantai 5. Masturbasi bisa dilakukan di ruangan khusus di lantai 5 atau bisa di tempat tinggal pribadi, asal sampel dibawa tidak lebih dari satu jam setelah pengeluaran. Insentif fresh money sebesar 50rb setelah mengumpulkan sampel diambil di TU PK lantai 5. Cuma bantu temen di klinik".

Pengumuman yang dinilai kurang beretika dan menyebar ke masyarakat tersebut buru-buru dibantas oleh UGM. Prof. Budi Mulyono, Kepala Bagian Patologi Klinik FK UGM mengatakan, pihaknya tidak mengeluarkan atau  menginstruksikan keluarnya pengumuman tersebut dan tidak mengetahui sumbernya.

"Saat ini tidak ada atau tidak berlangsung penelitian tentang sperma di bagian kami," katanya.

Budi juga menyatakan sangat menyesalkan pengumuman yang sangat tidak etis, tidak senonoh, tidak sopan dan tidak mencerminkan nilai-nilai akademik serta membawa nama bagian PK.

"Pengumuman yang tersebar ke masyarakat sangat disesalkan karena tidak etis, tidak sopan dan tidak mencerminkan nilai-nilai akademik."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya