Serangan Jantung, 6 Jemaah Haji Meninggal di Makkah

Haji kloter Makassar
Sumber :
  • ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang

VIVA.co.id - Enam jemaah haji Indonesia meninggal di Makkah sejak kedatangan pada hari pertama Minggu, 30 Agustus 2015. Sebanyak 15 dari 21 jemaah yang meninggal merupakan jemaah risti atau berisiko tinggi.

Khusus enam jemaah yang meninggal pada Jumat, 4 September 2015 kemarin, dua orang meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi, satu meninggal di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah dan tiga meninggal di luar sarana kesehatan.

"Sejak kedatangan pertama, sampai Jumat pukul 20.00 waktu Arab Saudi, 6 jemaah tercatat wafat di Makkah," ujar Penghubung Kesehatan Daker Makkah, Ramon Andrias, kepada Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama RI.

Dua orang jemaah yang meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi adalah Umin bin Jaerni Majusim (73 tahun) asal Kloter 01 Embarkasi Jakarta – Bekasi. Jemaah ini meninggal karena serangan jantung atau cardiovascular diseases. Jemaah kedua adalah Dariman Maksib binti Maksip (48) asal Kloter 02 Embarkasi Padang (PDG) 02 yang juga meninggal karena serangan jantung.

Jemaah yang meninggal di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah adalah Fahmi bin Muhammad Ihsan (75) asal Kloter 02 Embarkasi Padang (PDG 02) karena serangan jantung.

Tawaf dan Rahasianya

Sementara itu, tiga jemaah lainnya meninggal di luar sarana kesehatan adalah Hamdah Binti Abu Bakar (53) asal kloter 04 Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 04), Nurdin bin Yahya (72) asal Kloter 01 Embarkasi Batam (BTH 01) dan Suaeb bin Muhammad Tahir (83) asal Kloter 03 Embarkasi Lombok (LOP 03). Ketiganya meninggal karena  respiratory diseases.

"Ketiga jemaah itu wafat saat dalam perjalaan dari Madinah ke Makkah," ujar Ramon.

Jemaah meninggal paling banyak memang karena penyakit jantung dan pernapasan. Karena itu, jemaah Indonesia diminta tidak banyak beraktivitas, khususnya pada siang hari.

"Kurangi sengatan matahari, jangan pakai pakaian terlalu tebal, dan banyak minum. Utamakan meminum air zam-zam," ujarnya.


Lima Jemaah Dievakuasi

Sebanyak lima jemaah haji Indonesia dievakuasi ke Makkah untuk menunggu puncak haji. Kelimanya adalah pasien di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah, Arab Saudi.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah PPHI Arab Saudi, Darmawali Handoko, mengatakan, seluruh jemaah yang dievakuasi akan melaksanakan miqat di Bir Ali lebih awal, sekitar tujuh kilometer dari Kota Madinah.

Miqat atau memulai menggunakan baju ihram diperlukan karena sesampainya di Makkah jemaah harus langsung melaksanakan umrah qudum (umrah kedatangan di Kota Makkah).

"Walaupun sedang sakit, kita pastikan betul ibadah setiap jemaah harus terpenuhi karena itu yang menjadi intinya," kata Handoko kepada tim Media Center Haji (MCH) Daker Madinah.

Sebelum dievakuasi, dokter akan memastikan kondisi pasien memenuhi persyaratan bisa menempuh perjalanan sekitar enam sampai tujuh jam melalui jalur darat. Handoko menjelaskan, dalam proses evakuasi, jemaah ditemani satu orang dokter dan satu orang paramedis di dalam ambulans. BPHI Madinah juga tidak bisa sembarangan membawa orang sakit.

Seluruh penumpang yang berada di dalam ambulans, termasuk pasien dan pengemudi, harus membawa surat jalan resmi yang dikeluarkan BPHI Madinah.

Surat jalan digunakan saat pengecekan oleh Pemerintah Arab Saudi terhadap semua kendaraan yang akan memasuki Kota Makkah. Dalam surat jalan tersebut, kata Handoko, nama dan paspor penumpang harus sesuai dengan dokumen yang dibawa dokter, paramedis, pasien, dan pengemudi.

Ambulans yang membawanya pun harus dilengkapi peralatan gawat darurat yang memadai.

"Setibanya di Makkah, jamaah akan diserahterimakan ke BPHI Makkah dan tetap menjalani perawatan," ujar Handoko.

Jemaah yang dievakuasi adalah Baginda Soilangon, Abdul Toha Nurdin, Madani, Dede Hayati, dan Hasan Arifin. Baginda adalah pasien pertama yang diberangkatkan ke Makkah.

Dari BPHI Madinah, Baginda dibawa dengan ambulans dan didampingi dokter Mohammad Maulana Efry serta paramedis Zulqurnain. Berkursi roda, jemaah haji asal Medan, Sumatera Selatan tersebut dimasukkan ke ambulans dengan selang infus masih menempel di tangannya. Baginda yang sudah menggunakan kain ihram kemudian ditidurkan di tempat tidur ambulans.

Menurut keterangan Baginda, empat hari lalu, dia sudah sempat berada di Bir Ali bersama dengan rombongannya. Akan tetapi, saat di Bir Ali, tensi darahnya naik sehingga Baginda jatuh pingsan dan dilarikan ke BPHI.

"Saya sudah shalat di Bir Ali, tapi enggak tahu kenapa tensi saya tiba-tiba naik," kata Baginda. Dia berharap bisa segera sampai di Makkah dan bergabung kembali dengan rombongannya.

Dokter Efri yang mendampingi Baginda menjelaskan, jemaah yang di antarnya tersebut mengalami  shock cardio atau gagal jantung saat berada di Bir Ali. Baginda akan merasa sangat kelelahan manakala berjalan sedikit saja.
"Dia sudah empat hari menjalani perawatan di BPHI," kata Efri.

Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian  Agama, sampai Jumat 4 September 2015, sudah ada 10.892 jemaah haji yang mendapatkan perawatan di tingkat kloter.

Jemaah rawat jalan mencapai 4.372 jemaah di tingkat sektor dan 150 jemaah di BPHI Madinah. Adapun jumlah pasien yang harus dirawat inap berjumlah 43 jemaah di BPHI Madinah dan 29 jemaah di rumah sakit Arab Saudi di Madinah. (one)

Anggota Komisi VIII Desy Ratnasari

Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji

Uang itu tak boleh digunakan sembarangan.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2017