Angin Bergerak ke Utara, Sumatera Masih Tertutup Asap

Ilustrasi/Bencana kabut asap di Indonesia 2015
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA.co.id - Hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum memiliki terobosan untuk mengatasi kebakaran hutan. Tahun ini, dampak kebakaran hutan membuat 80 persen wilayah di Sumatera tertutup asap. Kebakaran hutan dan lahan masih akan terus terjadi di wilayah itu karena kemarau panjang.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan

Arsyadjuliandi Rachman, selaku Pelaksana Tugas Gubernur Riau menyebutkan, pergerakan angin kerap ke arah utara dan membuat wilayah terdampak akibat kebakaran hutan terus meluas di Sumatera.

"Sekarang kan angin bergerak ke utara, hampir 80 persen Sumatera tertutup oleh asap," katanya di ruang rapat utama blok 1 lt 4, Manggala Wanabakti, Jakarta, Sabtu, 5 September 2015.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan, kabut asap kerap membuat transportasi udara di Riau dan sekitarnya mengalami masalah. Pengelola bandara menjadi pihak yang paling direpotkan akibat kabut asap ini.

Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi

"Jadi, Provinsi Riau, khususnya kota Pekan Baru, kemarin dan dua hari lalu ada delay pesawat," katanya lagi.

Arsyadjuliandi menambahkan, sampai saat ini titik api di Provinsi Riau sebanyak 14 titik api. Sebelumnya, titik api di provinsi itu hanya ada 10 titik api saja.

"Kalau lihat angka hot spot BMKG dan KMS yang kami punya, kalau tanggal 4 September 2015 ada 10 hot spot. Sementara, hari ini ada 14 hot spot," katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, mengaku bersyukur. Saat ini, tingkat indikator asap di daerahnya sudah tidak begitu menggangu seperti sebelumnya. Hal itu, katanya dapat dilihat dari tidak ditutupnya Bandara Sultan Mahmud Badarudin.

"Memang sempat delay, tapi bukan karena asap, melainkan karena ada embun yang terbias dengan cahaya matahari. Sehingga, menyebabkan kabut pada pagi hari," kata Alex.

Index asap di wilayah Sumatera Selatan hari ini masih normal. Jadwal penerbangan 9 kloter haji juga berjalan normal. "Penderita ispa juga tidak bertambah signifikan," terusnya.

Di Sumatera Selatan, kata Alex Noerdin, kebakaran besar yang kerap terjadi di wilayahnya bukanlah karena hutan yang terbakar. Melainkan, semak belukar dan lahan gambut yang terbakar.

"Jadi kalau terendam di air pasti tidak akan terbakar. Data dari BMKG kemarau masih sampai 2 bulan dan tidak ada hujan. Gambut ini tidak terendam air, kalau terbakar sedikit saja pasti akan sulit dipadamkan, kecuali terendam air," katanya. (one)

Ketua DPD: Jangan Bergantung Asing Atasi Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016