Ajaib, Masjid Ini Tak Mempan Ditembak Pakai Meriam

masjid paneleh
Sumber :
VIVA.co.id
Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or
- Paneleh merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Surabaya, Jawa Timur. Di area ini, banyak sekali peninggalan bersejarah seperti makam Belanda atau rumah Tjokroaminoto yang pernah di tinggali tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Kartosoewiryo, Muso dan Alimin.

Is It Eating Ramen Good for Your Health Body?
 
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi
Belum lagi di depan rumah tersebut, terdapat toko buku yang dulu pernah dihuni pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Masih ada satu lagi peninggalan bersejarah yang ditorehkan Sunan Ampel yakni Masjid Paneleh.

Tak heran jika kawasan ini akhirnya diberi nama Paneleh atau Panilih yang artinya tempatnya orang-orang terpilih.

 

Tak terlalu sulit menemukan masjid bersejarah itu, karena letaknya berjarak satu gang dari rumah HOS Tjokroaminoto. Jika rumah Tjokroaminoto berada di gang VII, sedangkan Masjid Paneleh berada di gang VI.

 

Jika dilihat dari bentuknya sekilas memang masjid ini memiliki kemiripan dengan masjid Ampel. Memang tak ada literatur yang menyebutkan kapan masjid ini dibangun.


Masyarakat meyakini masjid ini lebih tua dari Masjid Ampel yakni diperkirakan dibangun pada tahun 1421.


Selanjutnya.... Kubah masjid dimeriam Belanda....



Kubah masjid dimeriam Belanda

Jika kebetulan berada di dalam masjid itu, maka akan muncul rasa kagum yang luar biasa. Pilar-pilar masjid yang berbahan kayu jati berjumlah sepuluh tampak begitu kokoh menyangga langit-langit masjid.


Langit-langit itu berhias huruf Arab yang bertuliskan Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Sementara pada masing-masing ventilasi bertuliskan nama 25 nabi.

 

Dani, warga setempat mengatakan, masjid ini terkesan sepi pengunjung dan kalah pamor dengan masjid kembang kuning maupun masjid Ampel. "Padahal sampai tahun 1900-an, daerah ini masih menarik untuk disinggahi tapi sekarang seolah-olah terbenam. Bahkan, masyarakat Surabaya sendiri jarang yang mengetahuinya. Jamaah masjid ini menurutnya hanya warga setempat saja,"ujarnya.

 

Konon sejarahnya, Sunan Ampel berpindah dari Kampung Kembang Kuning ke Peneleh dan mendirikan sebuah masjid yang lebih besar daripada Musala Kembang Kuning.


Setelah beberapa waktu berdiam di Peneleh, beliau pindah lagi ke daerah Dento dekat pesisir utara. Di sana dia dipinjami lahan cukup luas oleh Raja Majapahit. Akhirnya di atas tanah pemberian raja itu didirikan sebuah masjid Dento Ampel. Nama Dento Ampel berubah menjadi Ampel Dento hingga sekarang.

 

"Era kemerdekaan 1945, masjid ini pernah kena meriam yang dilesakkan oleh Belanda dari jembatan merah. Namun kubah masjid ini tidak hancur hanya mengalami sedikit kerusakan. Setelah itu bagian yang rusak tersebut langsung direnovasi," kata Dani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya