Sengketa Ambalat

Malaysia: Isu Ambalat Hanya Mainan Media RI

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Anifah Aman, mengatakan, pemerintah Indonesia tidak pernah secara resmi memprotes dugaan pelanggaran batas oleh pasukan Malaysia di perairan Ambalat. Sejauh ini, kata Anifah, tuduhan itu hanya dibuat oleh media di Indonesia.

Seperti dikutip dari laman harian The Star, Selasa 16 Juni 2009, Anifah mengatakan, media Indonesia dikenal memainkan isu, apalagi jelang pemilihan umum presiden di Indonesia. Anifah yakin, publisitas berlebihan sekarang terkait dengan pemilihan presiden bulan depan.

Bahkan, nama Ambalat diciptakan oleh media Indonesia, merujuk pada blok konsesi gas dan minyak di wilayah yang menjadi pertikaian tersebut. Sedangkan badan maritim Malaysia menyebutnya sebagai Laut Sulawesi.

Malaysia memilih jalur diplomatik untuk membicarakan isu tersebut, kata Anifah, dan Malaysia telah mengeluarkan 13 nota protes atas pelanggaran batas oleh pasukan maritim Indonesia. Nota protes telah dilayangkan sejak 2007, dan yang terbaru adalah nota protes yang dikeluarkan April lalu.

Dua negara ini berusaha mencari solusi melalui komite teknis gabungan, kata Anifah dalam konferensi pers, kemarin. Dia menjelaskan, komite teknis telah bertemu 13 kali sejauh ini. Pertemuan ke-14 yang akan diadakan di Malaysia bulan depan. Malaysia berharap, pertemuan berikutnya bisa menemukan solusi.

Kementrian Luar Negeri Malaysia, kata Anifah, telah meminta kementrian berwenang untuk meminta semua badan maritim Malaysia untuk menjauh dari perairan konflik itu untuk saat ini.

Pernyataan bahwa kapal perang Malaysia masuk ke wilayah kedaulatan Indonesia disampaikan rilis TNI Angkatan Laut yang menyebut kapal Perang TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada Senin 25 Mei 2009.

Dalam rilis yang sama, disampaikan selama periode Januari-April 2009 telah ada sembilan kali pelanggaran kapal Malaysia. Beberapa hari kemudian, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan pelanggaran Malaysia pada 2007 sebanyak 76 kali, pada 2008, ada 23 kali, sedangkan pada 2009 sudah  11 kali.

Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yang dibuat Malaysia pada 1979.

PSS Sleman Fokus ke 3 Laga Terakhir demi Hindari Degradasi

Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketa dengan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga Malaysia lainnya yakni  Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Pendeta Gilbert Lumoindong

Usai ke Rumah Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert Datangi MUI untuk Minta Maaf

Tidak hanya mendatangi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Pendeta Gilbert Lumoindon kini juga menyambangi kantor MUI Jakart

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024