Kisah Komplotan Bersenjata Aceh Bertahan Hidup di Hutan

Kelompok Din Minimi menyerah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA.co.id - Empat orang anggota telah menyerahkan diri dan ditahan di Polres Lhokseumawe Aceh. Dari pengakuan keempat tersangka yakni, Jalfanir alias Plang, Faisal alias Komeng, Zulkarnaini alias Glok dan Musliadi alias Tengku Mus, mereka berharap mengakhiri teror mereka di Aceh.

"Tolong, saudaraku Abu Minimi, turun lah. Ada jalan lain untuk kita memperjuangkan aspirasi kita supaya kita bisa membina keluarga kita dengan baik dan orangtua kita dengan baik,” ujar Plang di Polres Lhokseumawe, Minggu, 30 Agustus 2015.

Partai Aceh: Bendera Bintang Bulan Tak Langgar Hukum

Merampok dan menculik

Faisal alias Komeng, sejatinya dalam struktur merupakan orang ketiga tertinggi di kelompok bersenjata ini. Ia didapuk menjadi Panglima Operasi selama aktivitas gerilya dan teror kelompok tersebut di Aceh.

Seiring waktu berjalan, Komeng sepertinya mulai gerah. Sebab, meski menduduki jabatan strategis dan ditakuti, ia hanya bisa meraup uang Rp2,5 juta. Itu pun setelah tujuh bulan bergerilya keluar masuk hutan.

"Uangnya didapat dari aksi kriminal seperti penculikan dengan tebusan," ujar Komeng.

Eks Petinggi GAM Kibarkan Bendera Bulan Bintang di Saudi

Lain cerita disampaikan Zulkarnaini alias Glok. Pria yang tak mahir berbahasa Indonesia ini mengaku tak tahan dengan sistem gerilya diterapkan di hutan belantara Aceh.

Ia yang awalnya bergabung untuk mencari keadilan atas nasibnya, justru goyah lantaran aturan keras yang diterapkan.

"Di hutan kami makan seadanya. Kadang juga tidak makan sama sekali. Sementara kalau sakit tidak boleh turun gunung. Jadi harus bertahan sebisa mungkin di hutan," kata Glok.

Sebab itu, Glok pun memilih untuk melarikan diri dari kelompoknya dan kemudian menyerahkan diri ke polisi. Ia meyakini, dengan sikapnya tersebut ia akan dapat keringanan hukuman.

"Pak Hakim dan Pak Jaksa saya harap bagaimana caranya saya diringankan hukumannya," ujarnya.

Di ujung penyampaian keempat komplotan paling dicari di Aceh ini, mereka mengaku menyesal dan meminta maaf kepada negara dan TNI atas perlakuan mereka selama ini.

"Kami berharap bisa dimaafkan," ujar keempatnya sebelum digiring kembali ke ruang tahanan Polres Lhokseumawe.

Ketua Pecahan Kelompok Din Minimi Ditembak Mati
Tim Gegana Polres Aceh Timur mengevakuasi temuan bom dengan bobot 10 kilogram, Rabu (10/8/2016). Diduga bom yang tertimbun di dalam tanah ini adalah sisa konflik Aceh bertahun-tahun lalu.

Bom Rakitan 10 Kg Sisa Konflik Aceh Ditemukan

Ditemukan terkubur dalam tanah.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016