Bupati Ini 'Alih Profesi' Jadi Penggosok Akik

Bupati Manggarai NTT jadi penggosok batu akik
Sumber :
  • VIVA.co.id/Jo Mariono/NTT

VIVA.co.id - Menggeliatnya bisnis batu akik di Indonesia sudah menjadi fenomena tersendiri. Tak sedikit orang meraup untung dari fenomena ini. Mulai dari hanya menjadi penjual hingga para penggosoknya pun ikut menikmati gelimang bisnis ini.

Namun, bagaimana jadinya jika seorang bupati ikut 'banting setir' dan berkecimpung menjadi penggosok akik? Berikut kisahnya.

Dikerjakan sendiri

Rp4 Miliar Hanya untuk Cendera Mata PON XIX Jabar

Waktu sudah menjelang siang, saat VIVA.co.id, menyambangi kediaman Christian Rotok di Jalan Soekarno Nomor 17 Ruteng, Manggarai Nusa Tenggara Timur, Minggu, 30 Agustus 2015.

Tak sulit menemui Bupati Manggarai ini di kediamannya. Maklum, terhitung sudah sejak enam bulan terakhir, Rotok memang sering 'nongkrong' di bengkel akik miliknya.

Baca juga:

Jadi jangan heran, saat libur atau usai pulang kerja, Rotok pasti bisa ditemui di ruangan berukuran 5x4  meter yang kini sudah didesainnya khusus tersebut.

Bengkel akik milik Rotok terlihat cukup sederhana. Di ruangan itu, terlihat lima tong air berisi rupa-rupa batu akik serta satu unit mesin kecil bertengger di atas lantai.

Mesin itu berfungsi ganda. Satu mesin memiliki dua kemampuan sekaligus yakni pemotong sekaligus penghalus/pemoles dilengkapi empat buah grinding well atau batu amplas untuk empat pilihan batu atau intan plus tambahan karet amplas sebagai pengkilap.
 
Setiap harinya, bupati dua periode ini mengaku mampu menghasilkan lima hingga 15 batu akik dari tangannya sendiri.
 
“Kalau kerja sepanjang hari bisa hasilkan 15 biji. Tapi Kalau kerja mulai jam tiga sore sepulang dari kantor bisa tuntaskan lima sampai tujuh biji batu akik,” ujar Rotok.

Rotok memastikan bila seluruh tahapan pengerjaan dari mulai pemotongan, penentuan titik motif atau tekstur akik hingga pemasangan emban atau cangkang dilakoninya sendiri.

Meski tak menampik pengerjaannya cukup rumit. Namun sepertinya Rotok begitu menikmati dan menghayati profesi sampingannya tersebut.

"Semua jenis batu memiliki karakter khas masing-masing. Salah potong, gosok dan poles bisa merusak nilai batu,” ujar Rotok.

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu

Jangan bergantung ke pemerintah

Sejauh ini, bengkel akik milik Rotok baru memproduksi batu lokal. Seluruh batu yang telah digosoknya didapati dari warga yang menjual langsung kepadanya.
 
Saat ini saja, berkat ketelatenannya, Rotok mengaku telah mengoleksi sedikitnya 280 buah batu akik beragam motif yang boleh dibilang masuk kategori kualitas super.

Mi Bikini yang Meresahkan Negara

Baca juga:

Bagaimana tidak, per buahnya saja, dibanderol Rotok mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp25 juta.
 
“Saya tahu betul karakter masing-masing batu di sini seperti red komodo, tapak jalak, kristal tengkorak, sisik naga dan batu bertulang,” katanya.
 
“(Karena itu) Batu yang saya miliki umumnya memiliki gambar menyerupai manusia, hewan serta simbol-simbol agama,” tambah Rotok sambil memperlihatkan batu cincin bergambar wayang dan gambar salib miliknya.
 
Menurut Rotok, ia terjun menjadi perajin batu akik bisa dipandang sebagai bentuk kampanye kreativitas kepada masyarakat. Sebab sejatinya lapangan pekerjaan di masa kini bisa dengan mudah diciptakan.
 
“Jangan selalu berharap pada pemerintah. Kerja ayo kerja agar dapur tetap ngebul,” ujarnya.
 
Pertengahan September ini, masa jabatan Rotok segera berakhir. Ia berjanji akan tetap fokus di bisnis yang kini sudah digelutinya tersebut. “Selain batu akik ada bisnis lain yang saya incar yakni mebel,” katanya.
 
Laporan: Jo Mariono/NTT

Batu Akik Souvenir PON XIX Tahun 2016

Garut Siap Kirim Ribuan Akik untuk Cenderamata PON Jabar

Untuk cenderamata peraih medali emas di PON XIX.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016