Ini Kronologi Bentrok Anggota TNI-Massa di Timika Papua

bentrok di timika papua
Sumber :
  • ANTARA/Spedy Paereng

VIVA.co.id - Kota Timika, Papua, mencekam pasca penembakan terhadap empat warga oleh prajurit TNI AD. Dua dari empat warga yang ditembak itu akhirnya meninggal. Insiden ini membuat ratusan warga marah.

KSAD Luncurkan Buku Pengabdian Prajurit Kartika

Sejumlah ruas jalan protokol akhirnya diblokade massa. Mereka menuntut, pelaku penembakan diproses hukum. Dari informasi yang berhasil dihimpun, penembakan terhadap empat warga terjadi di Koperaok sekitar 50 meter dari Gorong-Gorong Timika (terminal bus menuju Freeport).

Dari empat warga yang tertembak, dua di antaranya tewas. Korban yang meninggal atas nama Imanuel Mairimau (23) kena luka tembak di kepala belakang, bawah telinga, dan Yulianus Okoare, luka tembak di perut tembus belakang.

8 Dokter DVI untuk Percepat Proses Identifikasi Korban Heli

Juru Bicara Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo mengatakan, bahwa dua warga sipil lainnya saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Timika.

"Mereka adalah Martinus Apokapo (24) kena luka tembak pada pinggang kiri dan Martinus Imaputa (17) luka tembak pada bagian kaki," ujarnya.

Adapun kronologis kejadian menurut Teguh sebagai berikut. Bermula sekitar pukul 01.33 WIT, Jumat, 28 Agustus 2015, di Jalan Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, telah terjadi aksi pengeroyokan terhadap Sertu Ashar, jabatan Bakodim 1710/Mimika, oleh warga setempat. Saat itu, Sertu Ashar hendak menjemput Serka Makher yang juga mengalami pengeroyokan oleh massa di daerah Koperapoka.

Penyebab Heli TNI AD Jatuh di Poso Masih Simpang Siur

"Massa mengeroyok Sertu Ashar sekitar 50 meter dari Pos Gorong-gorong. Sebelum dikeroyok, korban sempat menanyakan keberadaaan Serka Makher kepada anggota polisi yang berada di lokasi kejadian dengan menggunakan mobil patroli jenis Ford Ranger, tapi polisi itu mengaku tak mengetahui keberadaan Serka Makher," ujar Teguh.

Sertu Ashar lantas mencari Serka Makher hingga ke pertigaan Titi Teguh, lantas ditemukan motor Kawasaki KLX polisi yang dipakai Serka Makher. Saat itu juga, Ashar menghubungi Makher lewat Amole Cell dan didapat informasi bahwa Makher berada di daerah belakang PIN dan sedang dikeroyok massa.

Selanjutnya, Sertu Ashar mengatakan kepada Serka Makher agar keluar ke jalan untuk dijemput olehnya. Saat Sertu Ashar berniat menjemput Serka Makher, disitulah dirinya dan motor yang ingin digunakan telah dikepung warga setempat dan terjadilah pengeroyokan kepada Ashar hingga Ashar terjatuh dan bersimbah darah.

Merasa terdesak, Sertu Ashar langsung mengisi senjata dan menembak ke atas sebanyak 2 kali, kemudian sebagian massa ada yang mundur namun ada yang mendekat dan mencoba merebut senjata.

"Ashar pun mengaku menembak ke arah massa dengan sasaran kaki," ujar Teguh berdalih.

Setelah itu, Ashar melarikan diri ke arah perempatan PIN dan menuju Kantor Subdenpom untuk meminta bantuan.

"Saat ini, Ashar telah diamankan di Mako Subdenpom XVII-1/Cenderawasih."

Panglima Kodam langsung memerintahkan Danrem 174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Supartodi, ke lokasi kejadian untuk melakukan koordinasi bersama Kapolres dan Dandim melibatkan kepala suku, tokoh agama untuk menenangkan keluarganya dan menyelesaikan masalah.

"Kodam Cenderawasih juga meminta maaf kepada keluarga korban dan akan memberikan santunan kepada korban. Dan akan tetap memproses prajurit yang melakukan tindakan ini dan juga mengobati masyarakat yang terkena tembakan," ujarnya.

Namun dari informasi lanjutan, menyebutkan ada enam warga yang ditembak oleh oknum anggota TNI. Keenamnya adalah Thomas Apoka (16), pelajar SMA Taruna, warga Koperapoka, Timika, mengalami luka tembak pada telapak kaki kanan; Moses Umapi, warga Nawaripi dan mengalami luka pada pinggang tembus paha sebelah kanan; Marinus Apokapo (24) warga Nawaripi kena luka tembak di belakang atas pantat; Moses Imipu (23) kena luka tembak di paha kanan dalam tembus.

Sementara dua warga yang meninggal dunia adalah Yulianus Okoare bekerja sebagai satpam, kena luka tembak pada perut sebelah kiri dan tembus pinggang. Korban meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika.

Korban tembak lainnya yang meninggal dunia adalah Imanuel Marimau (23) kena luka tembak di kepala belakang bawah telinga dan meninggal langsung di lokasi kejadian.

Versi Warga

Salah satu warga Mimika bernama Petrus mengatakan, peristiwa terjadi saat warga setempat sedang menggelar syukuran dan warga menutup Jalan Koperapoka. Lantas, tiba-tiba ada dua anggota TNI menerobos palang jalan itu.

Warga pun menegur kedua anggota TNI dan meminta menghentikan motor yang mereka kendarai. Anggota TNI itu lalu menghentikan motornya, namun langsung membentak dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada warga yang berada di situ. Kontan warga langsung mengurung keduanya.

"Lalu selang waktu tak lama, muncul lagi tiga anggota TNI mengunakan motor warna hitam dengan membawa senjata dan langsung menembaki masyarakat di situ, hingga ada korban jiwa," ujar Petrus.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya