Sebab Jemaah Haji Meninggal karena Serangan Jantung

Ilustrasi serangan jantung
Sumber :
  • heartattacktreatmenttips.com
VIVA.co.id -
Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji
Jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci Madinah mempunyai kesamaan riwayat penyakit yaitu jantung. Berdasarkan data yang dikutip dari Media Center Haji Kementerian Agama,
t
Tawaf dan Rahasianya
erakhir ada enam jemaah yang meninggal.
Satu Jam di Masjid Nabawi

Dokter Faishal menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan beberapa hal seperti diabetes, hipertensi yang kemudian akan bermanifestasi fungsi dan kemampuan jantungnya seperti pompa dan akan memberikan keluhan seperti sesak nyeri dada yang dikeluhkan oleh pasien.

"Penting diperhatikan oleh jemaah adalah ketika mereka di Tanah Air, persiapan obat-obatan yang setiap hari dikonsumsi dan saran-saran yang pernah diberikan oleh dokter jantung yang sering mereka kunjungi secara rutin dan yang perlu diperhatikan adalah aktivitas-aktivitas pada saat melaksanakan ibadah haji," kata Faishal di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Madinah, Arab Saudi.


Faishal mengatakan, para jemaah sebaiknya tidak perlu melakukan kegiatan yang berlebihan seperti ritual ibadah baik sebelum melaksanakan ibadah haji maupun ibadah-ibadah sunnah. Dia menyarankan agar mereka tidak terlalu memforsir ke arah ibadah yang tidak utama sehingga dengan demikian mereka akan fokus beribadah haji maupun umrah.


Faishal menegaskan, aktivitas fisik memang harus dibatasi dan tidak boleh minum air terlalu sedikit karena cuaca di Madinah cukup panas bagi masyarakat yang hidup di lingkungan tropis.


"Jadi harus bisa jaga antara kebutuhan cairannya. Jangan terlalu banyak juga karena akan membebani beban jantung yang terlalu berat sehingga dia akan menjadi sesak kemampuannya akan terbatas dan menjadi sesak dan tidak akan bisa melakukan ibadah yang dilakukan selama di Arab Saudi," ujar dia.


Jika tiba-tiba ada keluhan pada jantungnya, Faishal mengimbau para jemaah segera menghubungi dokter kloter yang sudah ditugaskan dan jika tidak memungkinkan bisa berhubungan dengan BPHI yang disediakan di Arab Saudi.


"Gejala awal yang biasanya sering ditemui adalah sesak nafas ketika beraktivitas," imbuhnya.


Apabila mengalami keluhan seperti itu, maka pertolongan pertamanya adalah istirahat lalu menghubungi dokter kloter dan meminum obat-obatan yang ada.


"Kemudian minumnya juga dibatasi dan membatasi aktifitas ibadah yang memang sunnah hukumnya untuk mempersiapkan ibadah hajinya," kata Faishal.


Faishal menambahkan yang paling ditakutkan adalah diabetes dan darah tinggi karena penyakit itu merupakan salah satu faktor berisiko yang paling menimbulkan sakit jantung. Terkadang jemaah haji lupa minum obat karena terlalu fokus terhadap ibadahnya sehingga obat-obatannya jarang diminum. Dari beberapa kasus yang masuk BPHI, para jemaah haji tersebut minum obat jika mengalami keluhan saja seperti pusing dan kakinya bengkak.


"Usia yang rentan terhadap penyakit jantung ini adalah untuk laki-laki di atas 55 tahun dan untuk perempuan di atas 65 tahun terutama pada mereka yang sudah lansia," tuturnya.


Sejauh ini, enam jemaah haji tercatat meninggal dunia karena serangan jantung. Mereka adalah Supriati binti Kasan Somin Kromoharjo (70 tahun) kloter SUB 4 asal Pacitan, Chamdanah Kalam Hasyim binti Kalam (55 tahun) kloter SUB 5 asal Surabaya dan Ooy Rukoyah binti Kaman (55 tahun) kloter JKS 7 Asal Sukabumi.


Kemudian, Masri bin Djimun Kasan (63 tahun) kloter SUB 2 asal Madiun, Azwardy bin ilyas (64 tahun) kloter PDG 1 asal Sumatera Barat, Harap Idris Dirakse (77) kloter 4 Embarkasi Lombok (LOP 4).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya