Kisah Bung Karno Ditolak Kawin Gantung Gara-gara Dasi

Bung Karno bersama tongkatnya saat bertemu JF Keneddy
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko/Istimewa

VIVA.co.id - Oetari panggilannya. Netty Oetari nama lengkapnya. Tapi ia bukan Siti Oetari. Ia adalah anak sulung dari lima bersaudara keturunan H.O.S. Tjokroaminoto.

Namun, adik Oetari, Harsono Tjokroaminoto dalam buku Menelusuri Jejak Ayahku (ANRI, 1983)  tidak menceritakan banyak mengenai siapa sebenarnya wanita bernama Oetari ini.

Ia hanya menulis bahwa Oetari sangat pandai bermain musik dan menyanyi. Bahkan, Harsono tak menceritakan hubungan Oetari dengan Bung Karno.

Kisah asmara Oetari dengan Bung Karno bermula dari tempat tinggal ayahnya di kawasan Peneleh, Surabaya, menjadi tempat kos sepuluh pemuda sekolah.

Curahan Hati Bung Karno yang Jadi Sasaran Pembunuh

Kisah cinta dengan Oetari ini diceritakan Bung Karno dalam buku otobiografinya, "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia sebagaimana disampaikan kepada Cindy Adams" (Gunung Agung, 1966).

Menurutnya, setelah Bu Tjokroaminoto wafat, Pak Tjok (Panggilan untuk HOS Tjokroaminoto) sangat sedih dibuatnya. Seorang saudara Pak Tjok kemudian mengusulkan Soekarno yang saat itu berusia 21 tahun untuk menghibur bapak kosnya dengan cara menikahi putrinya, Oetari, yang baru berusia 16 tahun.

"Aku mendatangi Tjokro dan mengajukan lamaranku. Dia sangat gembira dan oleh karena akan menjadi menantu aku segera dipindahkan ke kamar yang lebih besar dengan perabot yang lebih banyak. Sampai di hari ia menutup mata, ia (Pak Tjok) tak perah mengetahui, bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan kepadanya," tulis Bung Karno di bukunya.

Akhirnya dilaksanakanlah "kawin gantung", suatu bentuk perkawinan sesuai adat Indonesia yang biasanya diterapkan pada pasangan yang belum cukup umur untuk melakukan hubungan suami-istri.

Saat itu Lok, panggilan sehari-harinya,  masih berusia 16 tahun. Maka ketika ia menikah dengan Bung Karno dengan status nikah gantung, ia belum paham betul artinya.

Lok menyukai Bung Karno, karena dilihatnya Bung Karno sosok periang, supel, dan pandai berpidato. Tapi, waktu itu perasaanya terhadap Bung Karno masih seperti perasaan terhadap para pemuda lain yang kos di rumahnya, walaupun antara dia dan Bung Karno ada ikatan nikah gantung.

Selanjutnya... Penghulu tak mau nikahkan Bung Karno...


Penghulu tak mau nikahkan Bung Karno

Ada peristiwa menarik yang terjadi ketika Bung Karno hendak melakukan akad nikah. Pertama, si penghulu menolak menikahkan mereka karena Bung Karno ketika itu memakai dasi. Dia berkata:

"Anak muda, dasi adalah pakaian orang yang beragama Kristen. Dan tidak sesuai dengan kebiasaan kita dalam agama Islam."


Bung Karno berkeras hati untuk mempertahankan dasi yang dikenakannya. Untunglah, ada seorang di antara tamu yang bersedia menggantikan posisi si penghulu untuk menikahkan Bung Karno dengan Oetari.

Saat itu terjadi peristiwa menarik lainnya. Bung Karno menceritakan. "Tepat sebelum aku menginjak ambang-pintu aku mengambil rokok untuk melakukan hembusan yang terakhir."

"Aku mengeluarkan korek api dari kantong, menggoreskan sebuah di sisi kotaknya untuk menyalakannya dan … sssst … seluruh kotak itu menyala semua oleh jilatan api. Anak korek api yang ada di dalam kota itu menyala semua sampai yang terakhir. Karena jilatan api ini jariku terbakar. Kuanggap kejadian ini sebagai pertanda buruk dan memberikan kepadaku suatu perasaan ramalan yang gelap."

Selang beberapa hari kemuda, Oetari sempat diajak oleh Bung Karno tinggal bersama selama sebulan di pemondokannya di Bandung. Rumah pemondokannya ini merupakan tempat tinggal Sanusi dan istrinya, Inggit Garnasih.

Selanjutnya... Bung Karno ceraikan Oetari karena ibu kos...




Bung Karno ceraikan Oetari karena ibu kos

Selama tinggal di sini, Oetari melihat betapa intim dan akrabnya Bung Karno dengan istri pemilik rumah tempat tinggal kosnya itu. Bahkan sering didapatinya Bung Karno dan Inggit bergurau sampai larut malam di beranda, justru Sanusi sudah tidur.

Kenyataan yang dilihat oleh Oetari selama berada di Bandung itu membuat gundah hatinya. Ia lalu mengadu pada ayahnya. Maka setelah mendengar semua ini Oetari diceraikan dari Bung Karno oleh Tjokroaminoto.

Ternyata Bung Karno juga lebih terpikat hatinya oleh Inggit. Baginya, Inggit memenuhi citra perempuan yang diidamkan Bung Karno.

"Ia bukan idamanku, oleh karena tidak ada tarikan lahir dan dalam kenyataan kami tak pernah saling mencintai. Sebagai teman seperjuangan, orang yang demikian tidak sanggup menemaniku pada waktu tenagaku terpusat pada penyelamatan dunia ini, sementara dia itu main bola tangkap," kata Bung Karno.


Bung Karno menceraikan Oetari dan menikahi Inggit. Perceraian tersebut seperti diakui Bung Karno tidak menimbulkan masalah pribadi antara dirinya dengan Tjokro. Dalam waktu singkat setelah perceraian tersebut, Oetari menikahi Bachroensalam, yang dulunya juga merupakan teman Bung Karno selama kos di kediaman Tjokro. (ase)

Hasto Datangi KPK

Peran Penting Kerajaan Kotawaringin Bagi Kemerdekaan RI

Kerajaan Kotawaringin merupakan cikal bakal Provinsi Kalteng.

img_title
VIVA.co.id
20 Januari 2016