Gara-gara Jamban, Presiden Terpesona Kepala Desa Ini

Presiden Jokowi
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo kagum terpesona seorang Kepala Desa dari Kampung Gurimbang, Kalimantan Timur, Madri Pani.

"Kalau semua kepala desa begini, rampung pembangunan," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa 18 Agustus 2015.

Apa yang dilakukan Madri sehingga Jokowi terkagum-kagum?

Madri rupanya pelan-pelan melakukan revolusi mental di desanya. Dia mengubah perilaku warga kampungnya sehingga mereka dapat hidup lebih sehat.

"Setelah diamati warga kampung saya buang air besar sembarangan, biasanya di dapur cuma ditutup kain atau papan, luasnya itu 2x1 meter," kata Madri.

Sehingga, dia membuat program jamban sehat yang wajib dilaksanakan semua warga di kampung Gurimbang. Dananya, diakui Madri, dengan swadaya masyarakat. Namun masih belum mencukupi,  sehingga bekerjasama dengan pemerintah.

"Alhamdullilah mulai dari balita kurang sehat, ibu kurang sehat dan masyarakat meningkat signifikan," ujar dia.

Mulai Hari Ini, Prabowo Subianto Bakal Dikawal Paspampres

Baca juga:

Selama tiga tahun, Madri berupaya mengubah pola pikir dan mental 1.206 jiwa yang terdiri dari 321 kepala keluarga itu.

Selama tiga tahun itu, dia ditentang masyarakatnya sendiri. Alasan mereka tak mau membuang air besar di jamban karena kurang puas dengan tempatnya. Di mana, mereka terbiasa buang air besar di pinggir sungai yang memiliki tempat luas dan air yang mengalir.

Di sinilah, dia merasa kesulitan untuk mengubah perilaku masyarakat. Awalnya, meski sudah banyak jamban sehat, namun mereka tetap buang air besar di dapurnya. Sehingga jamban yang lama tak mau dibongkar.

Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Selanjutnya...

Padahal, jika mereka membuang air besar di dalam rumah dan kotoran jatuh di bawah rumah, kotoran itu tak akan mengalir ke manapun.

"Di bawah itu rawa-rawa atau tanah. Jadi bau, virus akan menyebar ke mana-mana," ujar dia.

Atas perjuangannya meyakinkan masyarakat itu, Madri mengaku sempat disangka oran gila. Namun, saat ini seluruh rumah yang ada di desanya memiliki jamban.

Atas perjuangannya inilah dia mendapat penghargaan. Di mana, kampungnya menjadi salah satu kampung yang merevolusi mental. Programnya ini, kata dia, telah diakui Bupati Berau, sehingga dia diikutkan lomba di tingkat provinsi.

Selain merevolusi mental, Madri juga memberikan pendidikan dasar kepada masyarakat, di mana mereka memanfaatkan limbah hewan ternak yang dikelola menjadi pupuk kompos.

"Akhirnya, pupuk kompos dari Desa Berau ini diakui PT Berau Coal dan pemda sebagai pupuk yang terbaik," kata dia.

Sehingga, saat ini petani mendapatkan peghasilan yang baik dari penjualan pupuk tersebut. Kemudian, hasil pertaniannya pun sangat baik. "Ada semangka tanpa biji, ada tomat, lombok dan segala macam," ujar dia.

Menurut dia, program ini tak akan berhasil tanpa ada kemauan dan kerja keras dari masyarakat sendiri.

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Aksi ribuan perangkat desa di depan kantor Kemdagri, Jakarta

Mendagri: Lebih dari Separuh Kepala Desa Tak Mengerti Tugas

Banyak kepala daerah belum optimal membangun sinergi dengan aparat.

img_title
VIVA.co.id
27 Oktober 2015