Memanen Hujan Saat Kemarau, Bagaimana Bisa?

Musim kemarau
Sumber :
  • ANTARA/ Andreas Fitri Atmoko

VIVA.co.id - Tak bisa dibantah  kemaraud selalu iiringi dengan . Bencana inilah yang kini melingkupi hampir setiap wilayah di Indonesia.

Namun, apakah ini kemudian menjadi hal yang tak bisa dipatahkan? Tentu tidak. Secara prinsip, sekali pun saat kemarau harusnya tak selalu dibarengi dengan krisis air.

Salah satu upaya yang  dilakukan menyiapkan 'tabungan' air. Sehingga ketika kemarau melanda, kita tetap dapat 'memanen hujan' dan memenuhi kebutuhan tanpa harus .

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Konsep inilah yang dipaparkan Agus Maryono, pengajar Teknik Sipil di Universitas Gajah mada Yogyakarta. Menurutnya, memanen hujan sangat mungkin dilakukan meski kemarau sekali pun.

Baca Juga:

Perubahan Iklim Ancam Triliunan Dolar Aset Keuangan Global



Tinggal kesiapan infrastruktur dan komitmen bersama semua pihak untuk mewujudkannya. Bagaimana merealisasikannya?

Agus memaparkan memanen hujan secara prinsip yaitu mengantisipasi ketimpangan air di musim hujan dan kemarau. Jadi Bagaimana memanfaatkan air melimpah di musim hujan agar tidak banjir dan bagaimana meresapkan air hujan guna menjaga ketersediaan air tanah di musim kemarau agar tak .

Memanen hujan saat ini langkah penting karena semakin menipisnya luas hutan. Padahal puluhan tahun silam, 75 persen air terserap dan disimpan oleh hutan. Sisanya 25 persen mengalir ke sungai dan laut.

Baca Juga:

Restorasi Gambut Harus Dilakukan Pemerintah Bukan LSM



"Sekarang hutan sudah menghilang khususnya di Jawa. Air hujan tak terserap menjadi banjir. Air hujan tidak tersimpan, stok air tanah berkurang dan dampaknya jelas kekeringan seperti sekarang," katanya, Kamis 13 Agustus 2015.

Menurut Agus teknik memanen hujan mulai banyak diterapkan di beberapa negara maju. Misalnya Bandara Frankfurt, Jerman, kebutuhan air sebagian besar dipenuhi dari air hujan yang ditampung dalam tendon.

"Air hujan yang tidak tertampung disalurkan ke sumur resapan untuk menjaga ketersediaan air tanah," katanya.

Sebab itu, dibutuhkan sumur resapan yang mampu menampung air hujan sebagai persediaan air tanah. “Kekeringan di musim kemarau karena air tanah juga kering yang disebabkan rusaknya pemasok air tanah yaitu hutan. Makanya perlu dibuat pemasok air tanah berupa sumur resapan,” katanya.

Teknik meresapkan air hujan ini, katanya, tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan dari kebijakan pemerintah daerah. Setiap rumah diwajibkan membuat sumur resapan, instansi pemerintah juga diwajibkan membuat.

"Ini perlu gerakan ekstra keras, kebersamaan dan kesadaran," ujar Agus.

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016