Bung Karno dan Jebakan Seks Marilyn Monroe Ala CIA

Soekarno dan Marylin Monroe
Sumber :

VIVA.co.id - Bintang Hollywood Marilyn Monroe dan Presiden Soekarno pernah bertemu di Amerika Serikat. Pertemuan ini menimbulkan isu dan kisah yang menarik.

Dalam buku Goddess The Secret Life of Marilyn Monroe, yang ditulis Anthony Summers, ada bagian yang menyebut tentang ada sebuah hubungan khusus yang terjalin antara keduanya.

Dr. Lambert Giebel (penulis buku Soekarno, 1901-1950 dan Soekarno, 1950-1970) mengatakan, sangat sulit dikonfirmasikan, apalagi untuk dibenarkan.

Pertemuan itu terjadi berkat andil Joshua Logan, sutradara film Bus Stop yang diperani oleh Marilyn. Logan bertemu Bung Karno, ketika mengunjungi dan bertemu sekitar 200 pekerja film di Hollywood.

Logan membiarkan spekulasi sensitif beredar di kalangan wartawan dengan menyatakan, "Saya pikir mereka berdua melakukan pertemuan lanjutan, setelah pesta itu," katanya.

Dalam Celebrity Secrets: Official Government Files on the Rich and Famous, Anthony Summers, seorang yang mempunyai otoritas menulis tentang Monroe menyebut selama syuting film Bus Stop pada 1956, Marilyn bertemu dengan Presiden Indonesia, Achmed Soekarno.

Kisah Bung Karno Nekat Menikah Lagi Meski Dimarahi

"Dia ingin memberitahu temannya Robert Slatzer bahwa ia dan Soekarno telah 'menghabiskan malam bersama',"

Selanjutnya... CIA jebak Bung Karno dengan seks...



CIA jebak Bung Karno dengan seks


Dalam buku ini, Nick dan Nicholas juga mengungkapkan adanya rekaman (antara 1957 dan 1958) yang mengindikasikan keterlibatan CIA dalam segala bentuk kejahatan untuk menumbangkan Soekarno yang dipandang AS bertanggung jawab mengarahkan negaranya pada komunisme.

Kendati demikian, ketika AS merasa perlu untuk mengambil hati Soekarno, CIA pun untuk menggunakan seks sebagai jebakan. Marilyn Monroe adalah salah satu umpan dari rencana besar itu.

Menurut Joseph Smith, mantan pejabat CIA di Asia, dikutip dari buku Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe konon memang ada pertemuan lanjutan antara Soekarno dan Monroe setelah malam itu. Dan, ada upaya untuk membuat Soekarno terus bersama Monroe.

"Pertengahan 1958, saya mendengar ada rencana untuk membawa mereka bersama ke ranjang," tulis Joseph Smith di buku itu.

Beberapa sumber AS juga mensinyalir Marilyn sebagai seorang artis yang sengaja direkrut CIA untuk menaklukan Soekarno.

Kisah itu diawali, ketika diadakan acara menghormati kedatangan Soekarno dan rombongan. Eric Allen Johnston, Presiden Motion Picture Association of America, membuat perhelatan di The Beverly Hills Hotel.

Selanjutnya...  Pertemuan Bung Karno dan Marylin...




Pertemuan Bung Karno dan Marylin

Sebenarnya Marilyn tak diundang dan dijadwalkan datang ke pesta itu. Tetapi, saat syuting film Bus Stop dia diajak Joshua Logan. "Saya ingin, kau menemui sahabat saya nanti malam," kata Logan kepada Marilyn.

Tanpa ragu, Marylin mengiyakan permintaan Logan. Padahal, besok harinya dia akan berulang tahun ke 30 dan harus terbang malam itu juga ke New York untuk sebuah acara.

Datanglah Marilyn ke pesta itu. Ia hadir dengan gaun gelap berleher panjangnya, Marilyn seolah menghidupkan suasana pesta. Selain Marilyn, hadir juga para aktor terkenal lainnya, termasuk Gregory Peck, George Murphy (kelak menjadi senator) dan Ronald Reagan (kelak menjadi presiden AS).

Saat mengetahui kedatangan Marilyn, Bung Karno dengan gaya seorang pria sejati, ia menghampiri artis blonde tersebut. Mereka bertemu dalam suasana akrab hampir selama 45 menit. Layaknya seperti dua sahabat yang lama yang tak bertemu. Momen itu tak disia-siakan oleh para fotografer Amerika dan Indonesia.

Marilyn dengan basa-basi mengatakan, dia menyesal tak diundang ke pesta itu. Namun, Soekarno tak peduli dia diundang atau tidak, asalkan sudah bertemu dengannya.

"Tujuan saya datang ke Amerika, antara lain untuk menemuimu," kata Soekarno.

Setelah itu, ceritanya tidak bisa ditebak, hubungan mereka berlanjut atau tidak. (asp)

Kisah Cinta Bung Karno Menikahi Anak Angkatnya
Bung Karno dan Haryati.

Kisah Lucu Bung Karno Pusing Hadapi Istri-istrinya

Hartini tidak tinggal di Istana, tetapi di paviliun Istana Bogor.

img_title
VIVA.co.id
5 Oktober 2015