Pesawat TNI AU Dikerahkan Atasi Kabut Asap di Kalbar

Penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan Barat
Sumber :
  • VIVA/Aceng Mukaram

VIVA.co.id - TNI Angkatan Udara mengerahkan sejumlah pesawatnya untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Pesawat milik TNI AU nantinya akan mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam melakukan operasi modifikasi cuaca atau hujan buatan di wilayah Kalimantan Barat.

"Yang jelas dari TNI AU, sesuai dari permintaan BNPB, kita menyiapkan pesawat angkut. Untuk sementara ini kita mendukung dengan pesawat Cassa 212. Yang akan datang sesuai permintaan, bantuan akan besar lagi," kata Danlanud Supadio, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah, di Skuadron 51 Pangkalan TNI AU Supadio, Pontianak, Selasa 11 Agustus 2015.

Tatang mengatakan, dengan kekuatan yang ada, Pangkalan TNI AU Supadio siap membantu pemerintah mengatasi dampak bencana kabut asap. Salah satunya dengan menambah armada pesawat angkut CN 295 dan Hercules untuk menyemai garam di awan.

"Dengan tambahan armada ini tentunya jangkauan jelajah untuk mengurangi dampak bencana kabut asap ini akan semakin luas, bahkan jangkauan bisa sampai ke Provinsi Kalimantan Tengah," ujar dia.

Secara teknis, Tatang menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Barat hingga siang menjelang sore di ketinggian 10.000 feet masih tertutup kabut pekat. Cuaca berkabut tebal ini, kata dia, jelas sangat menganggu aktivitas penerbangan. Sehingga sampai Selasa siang, pesawat belum dapat terbang karena kabut pekat.

"Kita masih menunggu sampai visibility atau jarak pandang bagus, baru kita lakukan hujan buatan dengan water booming maupun rekayasa hujan buatan. Sekarang kita terus pantau titik api di titik-titik mana, baru lakukan rekayasa cuaca," paparnya.

Menurut dia, wilayah Kalbar sangat rawan bencana kabut asap, bahkan setiap tahunnya selalu terjadi. Belum lagi masalah asap dapat mengganggu jalur transportasi darat, laut dan udara. Atas dasar itu, TNI AU akan mendatangkan pesawat yang lebih besar untuk mendukung operasi ini

"Kita akan mendukung operasi pemadaman selama dua bulan. Gangguan terkait masalah cuaca terkait kabut yang pekat selama ini, jarak pandang terbatas. Jarak pandang di darat 400 hingga 600 meter. Tentunya mengganggu," kata Tatang. (one)

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016