Sistem AHWA, 9 Kyai Akan Pilih Ketua Rais Aam

Nahdlatul Ulama. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Sidang pleno komisi organisasi di Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, telah dibacakan dan disepakati sistem pemilihan Rais Aam PBNU menggunakan sistem Ahlul Halli wa Aqdi (AHWA). Sidang pleno ini dipimpin KH Ishamuddin yang juga Syuriah PBNU.

Cucu Ulama Besar Membelot dari Kepemimpinan NU

Dari informasi yang dihimpun VIVA.co.id, saat melakukan registrasi para muktamirin telah menuliskan nama (kiai) yang dipilih dan diajukan untuk mengikuti pemilihan dengan sistem AHWA tersebut.

Kemudian, setelah dirangking dari nama yang disodorkan muktamirin, muncul sembilan nama.  Sesuai jumlah urutan yang ditulis muktamirin, secara tertutup ada nama KH Makruf Amin (Jakarta), KH Nawawi Abdul Jalil (Pasuruan), KH Kholilur Rahman (Kalsel), Syeh Ali Marbun (Medan), KH Dimyati (Jateng), KH Subadar (Pasuruan), Maimun Zubair (Jateng).

"Yang dua lagi, maaf saya tidak tahu," kata sumber VIVA.co.id.

NU-Muhammadiyah Sinergikan Islam Nusantara-Islam Berkemajuan

Dia menambahkan, setelah ada sembilan nama kiai tersebut, kemudian dilakukan sidang AHWA secara tertutup. Ini untuk menentukan satu nama, yang layak maju sebagai kandidat calon Rais Aam.

Sumber lain menyebut, dari sembilan nama tersebut, ada dua nama yang kuat, yakni KH Ma'ruf Amin dan KH Maimun Zubair. Kalau dari luar sembilan nama tersebut, muncul nama KH Mustofa Bisri.

Ditanya, peluang munculnya nama lain atau dari luar dari sembilan nama tersebut, sumber tadi mengatakan boleh dan itu dianggap sah.

Ini Harapan Menteri Agama pada Nahdlatul Ulama

"Boleh, dua nama yang dari dalam ya itu tadi. Dan juga boleh memunculkan nama dari luar. Kalau cuma ada satu nama ya selesai," katanya.

Kemudian, jika ada lebih dari satu nama, mereka (9 kiai) tersebut sidang lagi, atau sidang kedua untuk memilih satu nama calon. Sementara, sampai saat ini masih berlangsung sidang pleno‎ lanjutan, secara tertutup.

(mus)

Peringatan Harlah NU

Pesantren Cipasung: Muktamar NU Melenceng dari Khitah

Ditandai dengan menurunnya akhlakul karimah an nahdliyyah.

img_title
VIVA.co.id
1 Oktober 2015