Sumber :
- ANTARA FOTO/Yusran Ucang
VIVA.co.id
- Muktamar Muhammadiyah Ke-47 yang dijadwalkan berlangsung 3-7 Agustus 2015 mulai dilaksanakan di Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar. Muktamar Muhammadiyah kali ini bertema “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Pilkada Serentak, Muhammadiyah Akan Netral
Dalam kegiatan ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang didampingi oleh pengurus pimpinan pusat lainnya, berjalan tertib aman dan lancar. Ratusan peserta dari sejumlah delegasi di Indonesia, turut hadir pada sidang pleno 1 yang dirangkai dengan pidato iftitah Din Syamsuddin.
Dalam pidatonya, Din Syamsuddin mengatakan, muktamar kali ini dimaksudkan untuk meneguhkan visi keislaman Muhammadiyah yakni Islam berkemajuan.
"Melalui strategi perjuangannya yakni, dakwah pencerahan bagi terwujudnya visi kebangsaan yaitu Indonesia Berkemajuan,” jar Din.
Ditambahkannya, peran politik Muhammadiyah ada tiga. Pertama, tetap pada jati diri sebagai gerakan dakwah pencerahan yang berorentasi kultural dengan landasan penguatan budaya dalam masyarakat. Kedua pentingnya jalur dakwah lewat politik (da’wah bis siyasah).
Ketiga, mengembangkan kedekatan dengan semua partai politik dan mendukung nilai para calon untuk memperjuangkan kepentingan Muhammadiyah.
Sementara itu, ada sekitar tiga ribu peserta akan menentukan pilihannya terhadap 39 calon tetap hasil sidang tanwir, untuk menetapkan 13 formatur periode 2015-2020, yang nantinya menjadi formatur dan bermusyawarah menentukan siapa yang pantas menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah. Pemungutan suara dijadwalkan digelar Rabu 5 Agustus 2015.
Sebelumnya, mencuat sejumlah nama-nama yang dianggap ideal sebagai formatur. Daftar berisi 13 nama itu tersebar dalam bentuk poster dan disebarkan ke sejumlah media sosial, dengan daftar nama-nama yang termasuk dalam 39 calon tetap formatur Pengurus Pusat Muhammadiyah. Di antaranya, H Abdul Mu’ti (pakar pendidikan), dr. Agus Taufiqurrahman (pakar kesehatan), Anwar Abbas (pakar ekonomi Islam), Busyro Muqaddas (pakar hukum), Prof H Dadang Kahmad (pakar sosiologi agama), H Dahlan Rais (pakar pendidikan).
Selain itu ada Prof Suyatno (pakar pendidikan), Haedar Nashir (pakar sosiologi), H Hajriyanto Y. Thohari (pakar sosial politik), KH Alwi Uddin (pakar pendidikan Islam), Rizal Sukma (pakar hubungan internasional), Prof Syafiq A. Mughni (pakar sejarah peradaban Islam), dan Prof Yunahar Ilyas (pakar ulumul quran). (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Melalui strategi perjuangannya yakni, dakwah pencerahan bagi terwujudnya visi kebangsaan yaitu Indonesia Berkemajuan,” jar Din.
