Kisah Gus Dur Tahu Bakal Jadi Presiden Lewat Mimpi

Lukisan Gus Dur dari Getah Pisang
Sumber :
  • SP/Achmad Hairuddin
VIVA.co.id
Griya Gus Dur Akan Jadi 'Pangkalan' Aktivis Kebangsaan
- Ketika Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI keempat, banyak orang yang tidak menyangka karena hal ini di luar perkiraan. Tokoh kuat calon Presiden saat itu  adalah Megawati dan B.J. Habibie.

Rizal Ramli Dukung Pemulihan Nama Gus Dur

Namun Gus Dur berhasil menyalip di tikungan sehingga jadi RI 1. Kisah di balik layar terpilihnya Gus Dur diceritakan oleh Kiai Noer Iskandar, tokoh NU yang juga teman dekat Gus Dur.
Menko Luhut Dukung Pelurusan Nama Baik Gus Dur

 
Kiai Noer mengaku mengetahui persis kisah di seputar terpilihnya Gus Dur menjadi Presiden RI.

Ia menceritakan, sebelum memasuki Sidang Umum MPR 1999, dia dibisiki Gus Dur. "Menurut Gus Dur, realitas politik menuntut adanya calon Presiden alternatif yang bisa menjadi perekat diantara dua kekuatan riil yang bertarung di Sidang Umum MPR,"ujarnya ketika ditemui di Pesantren Ashidiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat.

 

Pada tanggal 16 juni 1999, Gus  Dur mengadakan pembicaraan dengan Syafiie Maarif yang menjabat ketua PP Muhamadiyah saat itu, dilontarkan pikiran tersebut. Ada kecemasan dari Gus Dur terhadap kemungkinan terjadinya perpecahan pada elemen-elemen bangsa.

 

Saat itu kekuatan yang dominan ada pada Megawati calon dari PDI Perjuangan yang meraih suara terbesar pada pemilu 1999 dan B.J.Habibie, calon yang diajukan Golkar.

Bila Habibie terpilih, ada kekhawatiran pendukung Megawati akan menolaknya. Begitu juga sebaliknya, bila Megawati yang terpilih, pendukung Habibie tidak akan menerima.Sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi perpecahan di masyarakat.

 

Akhirnya Gus Dur meminta pandangan Syafii Maarif terhadap dimunculkannya calon alternatif yang bisa diterima. "Siapa orangnya? Dengan penuh keyakinan dan percaya diri, Gus Dur menyebut dirinya. Bahkan seperti dikatakan Syafii kepada wartawan, Gus Dur bahkan telah menyiapkan 'Kabinet Rekonsiliasi Nasional'. 

 

Setelah itu, Amien Rais ketua PAN menemui Gus Dur di kantor PB NU dan Gus Dur melakukan kunjungan balasan ke gedung Dakwah Muhammadiyah. Setelah serangkaian pertemuan itu, bergulirlah kaukus baru yang bernama poros tengah dengan mengusung nama Abdurrahman Wahid sebagai calon Presidennya.


Selanjutnya... Dapat pertanda di makam Bung Karno...



Dapat pertanda di makam Bung Karno

Pencalonan Gus Dur menimbulkan dilema pada awalnya, apalagi dengan Amien rais sebagai tokoh penggeraknya. "Ada keragu-raguan jangan-jangan Gus Dur sedang melakukan manuver untuk membuka jalan bagi Megawati. Atau sebaliknya seriuskah Poros Tengah mendukung Gus Dur,"kata Noer.

 

Persoalannya sederhana saja, dilema itu muncul karena pemikiran Gus Dur seputar kesiapannya dan langkah strategis yang diambil Amien Rais tidak tersosialisasikan dengan baik.

 

Namun,Kiai Noer yang banyak mendampingi Gus Dur melihat bahwa Gus Dur santai menghadapi itu semua. "Gus Dur tidak sedikit pun menunjukkan ketegangan. Ia begitu memahami perkembangan yang terjadi, baik dari kelompok Mega maupun Habibie,"katanya.

 

Sementara Gus Dur secara pribadi tampak begitu rileks dan tidak menunjukkan adanya ambisi pribadi yang berlebihan. Seakan, Gus Dur membiarkan proses itu mengalir dengan wajar. Setiap kali bicara Gus Dur selalu tampil apa adanya dengan joke-joke politiknya yang bisa mencairkan ketegangan.

 

Dalam sebuah kesempatan di tempat istirahat Gus Dur di Hotel Mulia, Jakarta. Kiai Noer mengaku dibisiki Gus Dur. Menurutnya dia yang akan terpilih. Perhitungannya bukan sekedar angka matematis, tapi Gus Dur  mendapat isyarat yang diyakininnya bahwa dialah yang kelak menjadi Presiden. "Namun hal-hal seperti ini tidak disampaikan Gus Dur secara terbuka,"ujarnya.

 

Berkaitan dengan hal itu, Kiai Noer menceritakan kejadian di makam Bung Karno, Blitar.  Saat itu, Kiai Noer, Gus Dur dan Megawati serta Kiai-kiai di Jawa Timur sedang berziarah. Pada saat akan membaca tahlil, tiba-tiba Gus Dur menunjuk Kiai Noer untuk memimpin doa. Meski dalam kondisi kecapekan karena menempuh perjalanan jauh karena amanah dari Gus Dur, Kiai Noer akhirnya  memimpin tahlilan.

 

"Selang beberapa menit tahlil, saya diserang rasa kantuk yang hebat. Beberapa menit sempat tertidur di sela-sela tahlil. Saya merasa bermimpi melihat Bung Karno memberikan keris kepada Gus dur,"ujarnya mengisahkan.

 

Usai tahlil, dia ditanya Gus Dur, apa yang tadi dimimpikan saat tertidur. Kiai Noer pun lantas menceritakan mimpinya tadi. Spontan Gus Dur mengomentari. "Itu pertanda saya yang akan jadi Presiden" kata Gus Dur saat itu. Maka Gus Dur semakin mantap maju menuju RI 1 dan mendapat restu ulama sepuh NU.

 

Ketika Gus Dur terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, Gus Dur menunjukkan sikapnya yang sangat kompromis dan akomodatif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya