Ketika Waduk-waduk Terlanjur Mengering

Waduk mengering akibat kemarau panjang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani

VIVA.co.id - Musim kemarau yang melanda selama dua bulan terakhir mulai berdampak pada ketersediaan air tanah. Sejumlah waduk pun mengering, atau pun menyusut drastis.

Di Madiun misalnya. Saat ini, debit air di enam waduk besar yang ada di Madiun, menyusut hingga 60 persen. Selain karena pasokan yang sudah tidak ada, pendangkalan waduk juga menjadi penyebabnya.

Keenam waduk itu, yakni waduk Natopuro, Dawuan, Wates, Kedung Brubus, Bedilan, dan Waduk Kawung. “Semua dalam kondisi sama, menyusut debit airnya dan hanya menyisakan 40 persen air di masing masing waduk,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Madiun RM Hekso Setyo, Kamis 30 Juli 2015.

Hekso mencontohkan, debit air pada saat normal di waduk Dawuhan ini bisa mencapai 5,42 juta liter meter kubik. “Namun, saat ini hanya tersisa sekitar 1,5 juta liter meter kubik,” katanya.

Menurutnya, stok air ini bisa diharapkan mencukupi untuk kebutuhan pertanian hingga akhir musim kemarau ini.

“Stok air bisa mencukupi, asalkan pola tanam pada musim tanam ketiga ini adalah palawija. Jadi, kalau petani pada musim tanam pertama dan kedua menanam padi. Pada musim tanam ketiga ini, sebaiknya palawija yang merupakan tanaman yang tidak memerlukan air sebanyak padi. Tetapi, jika banyak petani menaman padi pada musim tanam ketiga ini, itu yang harus dihitung, apakah stok air di waduk mencukupi atau tidak,” katanya.



Harusnya Jakarta bebas kekeringan

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Di Jakarta, bencana serupa juga tak luput terjadi. Sebanyak 42 waduk dan 14 situ juga mengalami nasib serupa.

Menurut pengamat tata kota dari universitas Trisakti, Nirwono Joga, harusnya kondisi itu tak perlu terjadi, seandainya pemerintah setempat mampu mengelola dengan baik.

“Secara umum, kita sangat lemah melakukan manajemen pengelolaan air. Padahal, dengan adanya 42 waduk dan 14 situ, kita bisa menampung air hujan  yang bisa digunakan sebagai cadangan saat musim kemarau seperti ini,” kata Joga.

Menurutnya, saat ini, di Jakarta ada 13 sungai yang bisa dijadikan sebagai sumber air. Bila pengelolaannya baik, pada saat kemarau air tanah tidak akan kering, karena memiliki cadangan yang cukup banyak.

“Selain itu, perlu adanya pembatasan penggunaan air tanah. Jika saat ini dibatasi, persediaan akan cukup untuk 20 tahun ke depan,” katanya.

Untuk wilayah lainnya Jabodetabek secara umum memiliki sekitar 200-an waduk dan situ. Sayangnya, masih terkendala masalah pengelolaannya.

“Di musim kemarau ini ada baiknya seluruh elemen menyiapkan penampungan air hujan, agar saat musim hujan tiba, kita memiliki cadangan air yang cukup, yang bisa digunakan saat musim kemarau tiba,” katanya. (asp)

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016