Sumber :
- VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
- Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta berhasil membuat teknologi rekayasa siklus air untuk mengubah air laut menjadi tawar. Lewat alat ini, air asin pun bisa menjadi layak konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.
Alat yang menggunakan energi hibrid dengan teknik destilasi atau penyulingan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam penyediaan air bersih di daerah pesisir pantai.
Alat yang menggunakan energi hibrid dengan teknik destilasi atau penyulingan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam penyediaan air bersih di daerah pesisir pantai.
"Metodenya, air akan diuapkan, kemudian uap akan ditangkap oleh piranti uap lalu disalurkan ke pipa kemudian ditampung ke tabung besar. Air tersebut sudah menjadi tawar," kata salah seorang mahasiswa penggagas Arif Dwi Hantoro, Rabu 29 Juli 2015.
Belum lama ini, alat yang kemudian dinamakan Ringgid atau Rumah Suling Tenaga Hibrid, ini sudah diujicobakan di Desa Purwodadi Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.
Dengan menggunakan turbin angin generator, solar cell, regulator, baterai, pipa dan kolektor surya yang dirancang sedemikian rupa, alat ini pun berjalan efektif.
“Penggunaan Ringgid sangat tepat untuk masyarakat pesisir pantai karena terjangkau, murah, ramah lingkungan, dan teknologinya mudah dioperasikan," katanya.
Teknologi Ringgid ini digagas oleh Arif Dwi Hantoro dari prodi pendidikan matematika, Doni Bowo Nugroho dan Cucu Cahyaningsih dari prodi pendidikan fisika Fakultas MIPA serta Rizki Junianto dari prodi pendidikan teknik mekatronika Fakultas Teknik.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Metodenya, air akan diuapkan, kemudian uap akan ditangkap oleh piranti uap lalu disalurkan ke pipa kemudian ditampung ke tabung besar. Air tersebut sudah menjadi tawar," kata salah seorang mahasiswa penggagas Arif Dwi Hantoro, Rabu 29 Juli 2015.