BMKG: Intensitas Fenomena El Nino Moderate Kuat

Informasi suhu laut di Indonesia. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • BMKG
VIVA.co.id
Riau Kembali Alami Musim Kemarau
- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan tren intensitas fenomena el nino tengah bergerak dari moderate menuju moderate kuat. Ini mengakibatkan musim penghujan di sebagian wilayah Indonesia akan tertunda selambatnya November 2015.

2015-2016, Akan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Masa

"Kita prediksi kalau menguat intensitasnya awal musim hujan di sebagian Indonesia mundur. Normalnya musim hujan Oktober, dengan el nino, awal musim hujan mundur sekitar 10 hari atau sebulan ke depan. Kalau daerah yang biasanya Oktober akan mundur November," ujar Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG, Evi Lutfianti, kepada VIVA.co.id, Sabtu 25 Juli 2015. 
Ini Dampak Perubahan Iklim pada 690 Juta Anak di Dunia


Sejumlah wilayah yang saat ini terdampak langsung fenomena el nino ada di selatan ekuator, seperti Sumatera Selatan, Lampung, Palembang, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan.

Merujuk pada tren intensitas tersebut, Evi mengatakan, dampak fenomena el nino tahun ini hampir mendekati pada kejadian serupa di tahun 1997. Kala itu indeks monitoring el nino mencapai 2 derajat celcius.


"Saat ini indeks monitoring meningkat 1,6. Ini menguat dari batas moderate 1,5 derajat celcius," ucap Evi.


Untuk mengantisipasi penguatan indeks intensitas el nino, BMKG mengimbau sektor lain untuk mengantisipasi kekeringan panjang. Bagi masyarakat, kata Evi, disarankan untuk hemat air.


"Ketersediaan air berkurang. Curah hujan yang diharapkan enggak datang, jadi air perlu dihemat. Sementara di sektor pertanian harus bersiap dengan skenario pola tanam."


Fenomena el nino adalah perubahan suhu permukaan laut Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah dari suhu rata-rata. Di wilayah Indonesia, suhu permukaan lautnya yang dingin, sebagian bergerak ke timur dan tengah dan mengakibatkan pengurangan curah hujan.


Fenomena el nino kini sering muncul berkala setidaknya tiga hingga tujuh tahun sekali. Fenomena tersebut mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.  


Daerah Mulai Kekeringan


Di Jawa Tengah, delapan daerah terpantau mulai mengalami kekeringan. Kekeringan yang sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir itu terjadi di Blora, Grobogan, Rembang, Wonogiri, Brebes, Kebumen, Klaten, dan Kabupaten Banyumas.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana, mengatakan, pihaknya sudah memasok lebih dari 1.653 liter air bersih di delapan kabupaten itu.


"Ribuan liter air bersih itu sudah kami kirim kepada 122 kecamatan dan 487 desa di delapan kabupaten tersebut," ucapnya di Semarang, Sabtu, 25 Juli 2015.


Pasokan air bersih dikirim secara berkala oleh BPBD Jateng kepada masing-masing BPBD Kabupaten.


Memasuki masa puncak kemarau yang diprediksi terjadi pada Agustus-September mendatang, Sarwa mengimbau setiap kepala daerah di Jawa Tengah untuk membuat langkah cepat mengatasi kekeringan yang terus meluas. Salah satunya dengan memetakan dan siaga stok air bersih sewaktu-waktu yang bisa diperlukan sewaktu-waktu.


Kepala daerah juga diminta mengajukan pemakaian dana siap pakai kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Penggunaan dana darurat tersebut bertujuan untuk menjamin persediaan air bersih menghadapi kemarau panjang.


Adapun di Bantul, Yogyakarta, kekeringan juga mulai dirasakan warga di sejumlah dusun. Hingga pertengahan Juli 2015, setidaknya 32.000 jiwa terdampak kekeringan. 6.009 jiwa di antaranya merupakan warga di enam pedukuhan.


Sementara di Jawa Timur, hingga awal Juli 2015 tercatat 248,2 hektare tanaman padi gagal panen atau puso.


Dinas Pertanian Jawa Timur mencatat, dari 38 kabupaten dan kota, sedikitnya ada tiga daerah yang paling parah terdampak puso, yakni Kabupaten Bojonegoro (135 hektare); Lamongan (80 hektare); dan Magetan (33 hektare).


"Secara total, ada tujuh daerah yang sudah menyatakan status kekeringan lahan pertanian," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Nurfalakhi, Senin 6 Juli 2015.


Tujuh daerah itu antara lain Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Magetan, Pamekasan, dan Sampang. Ini terjadi lantaran debit air Sungai Bengawan Solo menurun. Padahal, Bengawan Solo merupakan sumber utama irigasi pertanian tujuh daerah itu. (one)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya