Atasi Kebakaran Hutan, BNPB Alokasikan Rp40 M

Penanganan kebakaran hutan dan lahan di Riau
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ali Azumar

VIVA.co.id - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat. Adanya pengaruh El Nino moderat akan menyebabkan kondisi cuaca lebih kering dan musim kemarau lebih panjang hingga November 2015.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, karhutla akan mudah terjadi di Sumatera dan Kalimantan jika tidak diantisipasi dengan baik.

"Bencana asap dapat berulang kembali dan menimbulkan dampak besar. Kerugian ekonomi karlahut di Riau pada Februari-April 2014 sekitar Rp20 triliun, 2.398 hektar cagar biosfer terbakar, 21.914 hektare lahan terbakar, 58.000 orang menderita ISPA, dan sekolah diliburkan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu 12 Juli 2015.
 
Pantauan satelit Modis pada Minggu 12 Juli 2015 ada 237 hotspot di Sumatera yaitu 167 hotspot di Riau, Sumut 37, Sumsel 14, Jambi 18, dan Lampung 1.

"Asap telah menyebabkan jarak pandang turun di Pekanbaru 3 kilometer, Dumai 1 kilometer dan Pelalawan 3 kilometer. Kualitas udara di Kota Pekanbaru dalam kategori tidak sehat," ujar Sutopo.

Ia mengatakan untuk mengendalikan karhutla, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengintruksikan pada Januari 2015 bahwa Kementerian LH dan Kehutanan sebagai penanggung jawab mengendalikan karhutla.

"BNPB mendukung Kemen LHK dan mendampingi BPBD di daerah. Gubernur dan Bupati/Walikota menjadi penanggung jawab di daerahnya," ujarnya.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Menurut Sutopo, salah satu upaya mengatasi karhutla adalah dengan modifikasi cuaca atau hujan buatan.

"BNPB bersama BPPT, KemenLHK dan TNI AU terus melaksanakan hujan buatan di Riau dan Sumatera Selatan," katanya.

Di Riau hujan buatan dilakukan sejak 22 Juni 2015 hingga sekarang dengan pesawat CN-295 TNI AU. Sebanyak 36,5 ton garam (NaCl) telah ditaburkan ke dalam awan dari pesawat sebanyak 21 kali penerbangan.

Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Di Sumatera Selatan, hujan buatan menggunakan pesawat Casa 212-200 Pelita Air Service sejak 9 Juli 2015 dengan menaburkan 5 ton garam.
 
"Untuk hujan buatan selama 90 hari di Sumatera dan Kalimantan, BNPB mengalokasikan Rp40 miliar. Biaya ini sebagian besar untuk operasional pesawat terbang. Pemda Kalimatan Barat juga sudah mengajukan dilakukan hujan buatan mengatasi karhutla," tutur Sutopo.

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016