Mengintip Observatorium Pesantren Pertama di Indonesia

Observatorium pertama di Indonesia milik pesantren
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq
VIVA.co.id
Eks Bomber Timnas Latih Klub Alumni Pesantren Gontor
- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan observatorium pertama di Indonesia yang dimiliki pesantren. Observatorium tersebut merupakan milik Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam, Surakarta.

Soal Terorisme, Kiai Gontor Sebut Pesantren Diteror
Peresmian yang dilakukan di aula PPMI Assalam ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan selubung kain papan nama, peresmian juga dilakukan dengan pengguntingan pita di observatorium yang terletak di lantai 6 gedung santri center.

Gawat, Santri Konsumsi Ekstasi Supaya Kuat Zikir
Observatorium tersebut menjadi laboratorium astronomi bagi para santri Assalam yang tergabung dalam Club Astronomi Santri Assalam (Casa). Club astronomi itu dirintis sejak tahun 2005 lalu. Setelah itu, pada tahun 2011 mulai dibangun observatorium oleh pengelola pesantren.

"Tahun 2011 mulai dirintis pembangunannya. Dan tahun 2012 observatorium itu mulai digunakan untuk kegiatan laboratorium astronomi," kata Pembina Casa, AR Sugeng Riyadi pada Senin malam.

Dia mengungkapkan, observatorium tersebut merupakan pertama kali di Indonesia yang dimiliki oleh pesantren. Untuk itu, keberadaan observatorium ini biasanya dipadati tamu setiap kali melakukan penentuan awal Ramadhan serta penentuan 1 Syawwal.

"Ini observatorium pertama yang milik pesantren di Indonesia. Jika observatorium Boscha itu merupakan milik institusi Lapan," ucapnya.

Observatorium Casa, disebutkan dia telah dilengkapi sejumlah peralatan untuk kegiatan astronomi diantara teleskop digital dan manual. Selain itu juga memiliki kamera astronomi yang bisa digunakan untuk melihat serta mengamati serta mengabadikan fenomena alam yang terjadi di angkasa.

"Ada sebanyak 11 teleskop baik digital maupun manual. Peralatan itu digunakan untuk kegiatan para santri di laboratorium astronomi," paparnya.

Pada awal Ramadhan tahun ini, Tim Observatorium Ponpes Assalam sudah melakukan rukyat (melihat langsung) hilal bulan Ramadhan. Sama seperti pengamatan kebanyakan ahli dan Kemenag sebelumnya, para santri ini pun juga tidak menemukan hilal pada Selasa, 16 Juni 2015 lalu.

Untuk itu, bulan Sya'ban harus digenapkan 30 hari sehingga tanggal 1 Bulan Ramadan jatuh pada hari Kamis 18 Juni 2015.

Observatorium pertama di Indonesia milik pesantren

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya