Kisah Hidup Wanita Jawa Pertama Tembus Hollywood

Urban Legend
Sumber :
VIVA.co.id -
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
Devi Dja lahir pada 1 Agustus 1914 di Sentul, Yogyakarta, dengan nama kecil Misria dan kemudian menjadi Soetidjah. Wanita dengan julukan "Bintang dari Timur" itu adalah orang Indonesia pertama yang berhasil menembus dunia perfilman Hollywod.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Kisah hidupnya ditulis oleh Ramadhan KH dalam buku berjudul 
Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
Gelombang Hidupku: Devi Dja dari Dardanella , diterbitkan tahun 1982. Di buku itu dituliskan, Devi Dja sering ikut kakek dan neneknya, Pak Satiran dan Bu Sriatun, ngamen berkeliling kampung memetik siter.
 

Pada saat ngamen di Banyuwangi,  bersamaan dengan  grup sandiwara Dardanella pimpinan Pedro (Willy Klimanoff) yang sudah terkenal juga main di Banyuwangi.  Pedro mengaku, tertarik dengan Soetidjah dan langsung melamarnya. Akhirnya Soetidjah menerima pinangan Pedro dan bergabung sebagai pemain Dardanella.


Soetidjah kemudian didaulat untuk memerankan tokoh Soekasi, peran yang selama ini dipegang Miss Riboet, dalam lakon Dokter Syamsi.  Meski usianya baru 16 tahun waktu itu, tetapi akting Soetidjah sukup meyakinkan.


Selanjutnya... Saingi Ketenaran Fifi Young...




Saingi Ketenaran Fifi Young


Ia berhasil menyaingi ketenaran Miss Riboet dan Fifi Young, dua wanita pemeran utama Dardanella.  Bersama Tan Tjeng Bok, Soetidjah menjadi sosok penting dalam kisah sukses grup Dardanella.  Ia  kemudian terkenal dengan nama Miss Devi Dja.


Saat pertama kali pentas di luar negeri, usianya baru 17 tahun.  Dardanella melakukan pementasan di Hong Kong, New Delhi, Karachi, Baghdad, Basra, Beirut, Kairo, Yerusalem, Athena, Roma.  Kemudian keliling Belanda, Swiss dan Jerman.  Tahun 1937 saat pentas di India, mereka disaksikan oleh Jawaharlal Nehru. Saat bermain di luar negeri, Dardanella berubah nama menjadi "The Royal Bali-Java Dance".


Ketika meletus Perang Dunia I, mereka sedang berada di Belanda.  Mereka memutuskan pindah ke Amerika dengan naik kapal "Rotterdam".


Sampai di Amerika mereka mendapatkan sponsor dari Columbia untuk mementaskan karya mereka di hampir seluruh kota besar Amerika.  Ketika  mereka bermaksud kembali ke Tanah Air, tapi justru pecah perang dunia II, sehingga mereka tertahan di Amerika, tidak bisa pulang.


Setelah Pedro meninggal, Devi Dja sempat menikah dua kali. Terakhir menikah  dengan orang Indonesia asal Gresik, Jatim, yang menetap di Amerika bernama Ali Assan. Dari Ali Assan ini Devi memperoleh satu anak perempuan yang diberi nama Ratna Assan. Tapi usia pernikahan mereka tak lama, mereka  bercerai.


Di Amerika Serikat, ia berteman dengan selebriti Hollywood seperti Greta Garbo, Carry Cooper, Bob Hope, Dorothy Lamour, dan Bing Crosby. Mereka yang membantu Devi bekerja di dunia perfilman Hollywood.

 

Alhasil, Devi sempat bermain dalam beberapa film, antara lain The Moon And Sixpence, riwayat hidup pelukis Prancis Paul Gaugin. Dia juga membintangi dan jadi menjadi koreografer film Road to Singapore (1940), Road to Morocco (1942), The Picture of Dorian Gray (1945), Three Came Home (1950) dan Road to Bali (1952). Di Los Angeles, ia juga rutin mengisi acara televisi lokal.

 

Anaknya, Ratna Assan sempat bermain sebagai pemeran pendukung dalam film Papillon (1973) yang dibintangi Steve McQueen dan Dustin Hoffman. Tapi Ratna Assan tidak melanjutkan karier aktingnya di Hollywood.


Di Los Angeles Devi Dja tinggal di kawasan Mission Hill, San Fernando Valley, 22 km utara Los Angeles. Ia meninggal di Los Angeles pada tanggal 19 Januari 1989. Dimakamkan di Hollywood Hills, Los Angeles.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya