Jurnalis Lebam Dikeroyok Enam Satpam Universitas Mataram

Ilustrasi kekerasan atau penindasan
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Tonjok Guru, Seorang Wartawan Ditangkap Polisi
- Seorang jurnalis pada Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara dianiaya petugas keamanan atau satpam kampus Universitas Mataram (Unram), Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pria Ciputat Ditemukan Tewas dengan Tangan, Kaki Terikat

Korban diketahui bernama Dimas Pratama. Dia mengalami luka lebam di muka dan robek pada bibir akibat dijotos dan dikeroyok enam satpam Unram, kemarin. Dia juga dicekik dan diancam oleh petugas sekuriti kampus itu.
Kasus Polisi Diduga Aniaya Operator Warnet Berakhir Damai


Dimas menceritakan masalah itu cuma karena dia menegur seorang satpam agar tak menaruh batu di tengah jalan. Soalnya, batu-batu itu dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan. Satpam itu tak terima ditegur, lalu mengucapkan sumpah serapah.


Dimas pun merasa tersinggung. Dia kemudian kembali dengan harapan mendapatkan penjelasan dari kata-kata kasar itu. Namun hal yang terjadi justru dia dikeroyok. Dia sudah menunjukkan kartu indentitas pers namun tak berpengaruh.


"Saya wartawan, Pak. Saya laporkan nanti ke polisi. Malah satpam itu bilang lapor saja sana," katanya menceritakan ulang peristiwa itu pada Senin, 6 Juli 2015.


Dimas mengaku saat itu sedang terburu-buru untuk meliput peristiwa kebakaran di wilayah Cakranegara, Mataram. Sialnya, ia yang tak dapat meliput kebakaran dan malah mendapatkan musibah karena melewati jalan pintas di kompleks Unram.


Dimas sudah melapor kepada aparat Kepolisian Resor Kota Mataram segera setelah kejadian itu. Dia melaporkan pelaku atas delik pidana penganiayaan.


Kepala Biro Umum dan Keuangan Unram, Swastahadi, mengaku belum mengetahui peristiwa itu. Namun dia berkomitmen mengklarifikasinya kepada komandan petugas pengamanan kampus. "Saya akan panggil dantonnya (Komadan Peleton Satpam) sekarang. Saya belum dapat cerita itu dari mereka," ujarnya.


Putrawan, sang Komandan Peleton, yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi karena Dimas tidak menunjukkan identitasnya kepada satpam.


"Kami satpam di sini kami dapat perintah. Rektor menginstruksikan bahwa ada keperluan di masing-masing fakultas atau universitas, kita tidak menghalangi," katanya.


Dia mengaku akan mengingatkan anggotanya untuk tidak berbuat anarki. Namun dia berkilah permasalahan itu terjadi hanya karena kesalahpahaman. "Kami menganggap ini ada miskomunikasi (kesalahpahaman), dan kami pastikan ini tidak akan terulang kembali," ujarnya.


Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mataram memprotes perlakuan represif satpam Unram kepada jurnalis Dimas. Ketua AJI Kota Mataram, Haris Mahtul, meminta Rektor Unram segera memecat oknum satpam itu.


"Premanisme satpam terhadap wartawan ini tidak bisa dibiarkan. Rektor harus mengambil sikap memecat oknum satpam itu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya