2015 Indonesia Surplus Beras

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman
Sumber :
  • foto : VIVA.co.id/Ririn Aprilia
VIVA.co.id
Indonesia Terancam Krisis Petani
- Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan akan terjadi surplus produksi beras di 2015 sebesar 10,572 juta ton. Hal tersebut didapat dari hasil perhitungan Angka Ramalan (ARAM) 1 Badan Pusat Statistik (BPS).

Rutin Impor Daging Sapi, Solusi Turunkan Harga?

Berdasarkan data BPS tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku optimistis produksi padi akan meningkat di tahun ini.
Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen


Menurut Mentan, produksi pada pada tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I BPS mencapai 75,551 juta ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 43,940 juta ton beras tersedia. Meningkat sejumlah 4,704 juta ton (6,64 persen) dari produksi pada tahun 2014 sejumlah 70,846 juta ton GKG, ungkapnya di Jakarta, Jumat 3 Juli 2015.


Bila dirinci per provinsi maka produksi pada tahun 2015 hampir semua provinsi meningkat dari produksi tahun 2014 kecuali DKI, Gorontalo dan DIY. Peningkatan tertinggi secara kualitatif terjadi di provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 18,78 persen (kualitatif 4.409 ton GKG) sedangkan tertinggi secara kuantitatif terjadi di provinsi Jawa Tengah sebesar 954.469 ton GKG (kualitatif 9,89 persen).


“Dengan perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sejumlah 255,462 juta jiwa (BPS), tingkat konsumsi beras perkapita pertahun sebesar 124,89 kg dan kebutuhan beras lainnya, maka dalam tahun 2015 diperlukan beras sejumlah 33,368 juta ton,”jelas Mentan.


Mentan menjelaskan, bila dirinci antara kebutuhan dan produksi pada bulan yang sama, maka selama tahun 2015 diperkirakan defisit dalam lima bulan (Januari, Mei, Oktober, November dan Desember). Namun secara akumulasi tetap surplus 10,57 juta ton beras. Dan bila menggunakan tingkat konsumsi rata-rata nasional 124,89 kg beras/kapita/tahun dan konsumsi tingkat provinsi diolah berdasarkan data survei konsumen beras perkapita tahun 2012 BPS, maka diketahui 5 provinsi surplus di atas 1 juta ton beras, 4 provinsi surplus antara 1 juta-500 ribu ton beras, 12 provinsi surplus 500 ribu ton beras dan 13 provinsi defisit beras, bila dihitung antara kebutuhan dan produksi di provinsi yang bersangkutan.


Mentan mengatakan, dari data tersebut , penyumbang surplus terbesar masih dipegang oleh Jawa Timur disusul oleh Sulawesi Selatan. Sementara itu 5 wilayah penyumbang surplus produksi padi berdasarkan ARAM I 2015 yaitu , Jawa Timur dengan surplus mencapai 2,3 juta ton beras, Sulawesi Selatan dengan surplus mencapai 2,1 juta ton‎ beras, Jawa Tengah dengan surplus mencapai 1,5 juta ton beras, Sumatera Selatan dengan surplus mencapai 1,3 juta ton beras dan Lampung dengan surplus mencapai 1,2 juta ton‎ beras.


‎”Pencapaian ini dicapai berkat sejumlah langkah taktis yang dilakukan kami dari kementerian selama kurang lebih 8 bulan ini,”ujarnya.


Menurutnya, Kementerian Pertanian telah melakukan akselerasi (percepatan) faktor-faktor kunci dalam pencapaian produksi tersebut diantaranya realisasi rehabilitasi irigasi tersier untuk 1 juta hektar lahan pertanian dan alat mesin pertanian (alsintan) dari target 60.000 unit sudah didistribusikan 38.000 unit.


Selain padi, kenaikan produksi juga terjadi pada komoditas jagung. Untuk tahun ini, produksi jagung diprediksi sebesar 20,67 juta ton pipilan kering, naik sebanyak 1,66 juta ton atau sekitar 8,72 persen dibandungkan tahun 2014. Sementara untuk produksi jagung di tahun 2014 mencapai 19,01 juta ton pipilan kering. Jumlah ini mengalami kenaikan 0,50 juta ton atau sekitar 2,68 persen dibandingkan tahun 2013.


Selain itu, komoditas kedelai tahun 2015 juga mengalami kenaikan produksi. Tahun ini diperkirakan produksi kedelai mencapai 998,87 ribu ton biji kering, meningkat sebanyak 43,87 ribu ton atau 4,59 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 955 ton. Jumlah ini meningkat sebanyak 175,01 ribu ton atau sekitar 22,44 persen dibandingkan tahun 2013.


Penyebab kenaikan dua komoditas ini diklaim karena ada perluasan lahan panen untuk jagung seluas 160,48 ribu hektar atau sekitar 4,18 persen dan kenaikan produktivitas sebesar 2,16 kuintal/hektar atau 4,36 persen. Sedangkan untuk kedelai, terdapat perluasan lahan panen seluas 24,67 ribu hektar atau sekitar 4,01 persen dan peningkatan produktivitas sebesar 0,09 kuintal/hektar, sekitar 0,58 persen.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya