BPBD: Abu Vulkanik Gunung Raung ke Timur Tak Lazim

Puncak Gunung Raung, di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso.
Sumber :
  • bondowosokab.go.id

VIVA.co.id - Sejak ditetapkan naik status menjadi Siaga III, Gunung Raung tak henti mengeluarkan abu vulkanik, tremor, dan suara gemuruh. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bondowoso memetakan aktivitas yang tidak biasa terjadi selama tiga hari terakhir.

Tremor Dominan, Status Gunung Raung Tak Berubah

Abu vulkanik yang lazimnya bergerak ke arah barat daya, barat laut, selatan, dan tenggara, sejak tiga hari terakhir menunjukkan pergerakan ke arah timur. Akibatnya, penduduk di luar daerah yang berpotensi terdampak produk letusan menerima guyuran abu vulkanik setiap hari.

“Sejak tiga hari terakhir ini arah angin mengarah ke timur, akibatnya beberapa kecamatan seperti Jampit dan Sempol menerima abu vulkanik,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso Kukuh Triatmoko, Minggu 5 Juli 2015.

Abu vulkanik dirasakan hingga pada mata dan kulit warga di beberapa desa di Kecamatan Jampit dan Sempol. Sementara itu, suara gemuruh bisa terdengar hingga radius 20 kilometer dari kawah Gunung Raung.

BPBD telah meminta tim penanggulangan bencana setempat untuk mulai membagikan masker pada penduduk untuk melindungi saluran pernapasan dari paparan abu vulkanik. Meskipun, warga setempat, menurut dia, telah menganggap hujan abu vulkanik sebagai fenomena biasa yang sering terjadi setiap tahun.

Mbah Rono: Erupsi Gunung Raung Tak Seheboh Merapi

"Abu di mata, lantai, dan kulit itu sudah biasa bagi mereka. Tapi, kami tetap imbau aparat setempat untuk membagikan masker,” ujarnya.

Dia menambahkan, arah angin yang bertiup di luar kelaziman membuat BPBD mulai mengevaluasi kebutuhan penanggulangan bencana di luar dua kecamatan yang berpotensi terdampak di radius sekitar 15 km dari kawah. Meskipun, hingga saat ini belum ada rencana untuk memetakan jalur evakuasi dan titik pengungsian di Sempol dan Jampit.

"Arahan dari BNPB, Kecamatan Tlogosari dan Sumber Wringin yang berpotensi terdampak abu serta lontaran batu, itu berdasar letusan sejak tahun 1856 sampai 1986. Untuk Sempol dan Jampit masih kami evaluasi dulu, apakah perlu didirikan titik pengungsian atau tidak. Tapi kami rasa, lontaran batu tidak akan sampai ke sana,” ujarnya.

Sementara itu, laporan aktivitas Gunung Raung per Minggu 5 Juli 2015 dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) setempat, menurut dia, menunjukkan aktivitas penurunan terutama pada ketinggian letusan lava yang ada di dalam kaldera Raung.

Erupsi Raung, Buka Tutup Bandara Akan Terus Terjadi

"Amplitudo tremor dominan masih sama, sekitar 28 mm, sedangkan letusan lava turun dengan ketinggian 100 meter, sedangkan kemarin mencapai 400 meter,” katanya. Letusan lava masih terjadi di dalam kaldera dengan kedalaman kaldera mencapai 500 meter. (art)

Gunung Raung

Gunung Raung Mulai Stabil, Statusnya Diturunkan Jadi Waspada

Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius dua kilometer.

img_title
VIVA.co.id
24 Agustus 2015