Ketua MUI: Lebaran Berpotensi Beda

Kemenag memantau hilal di Jambi, 27 Juni 2014.
Sumber :
  • VIVAnews/Ramond EPU
VIVA.co.id
Ini Syarat Jika Pemerintah Ingin Target Inflasi Tercapai
- Penetapan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2015 berpotensi berbeda antara organisasi kemasyarakatan Islam yang satu dan yang lain, maupun dengan pemerintah.

Masa Lebaran 2015, Jumlah Kecelakaan Turun 21 Persen
Hal ini disebabkan perbedaan di dalam menetapkan tanggal 1 Syawal 1436 H yang merupakan hari raya Idul Fitri setelah berakhirnya bulan Ramadhan. Hal itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin usai meresmikan halal center di Mesjid Salman ITB Bandung, Sabtu 4 Juli 2015.

Lebaran, Pendapatan MNC Toll Road Meningkat Rp2 Miliar
Menurutnya, perbedaan ini terjadi karena metode penghitungan baik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) berbeda. "Metode yang digunakan Muhammadiyah (hisab) berbeda dengan metode yang digunakan NU (rukyat)," kata Din.

Artinya, kalangan Muhammadiyah dikatakannya akan berlebaran pada tanggal 17 Juli, sementara NU dan pemerintah, kemungkinan jatuh pada esok harinya, 18 Juli.

"Kalau yang mengunakan metode rukyat, harus melihat dahulu hilal pada tanggal 16 Juli. Kalau belum terlihat, maka sesuai hadist yang ada agar menyempurkan Ramadhan menjadi 30 hari sehingga satu Syawal jatuh pada tanggal 18 juli," ujarnya.

Meski nantinya terjadi perbedaan, Din meminta agar masyarakat tetap mengedepankan toleransi dan tetap menjunjung tinggi rasa saling menghormati.

Diketahui, di Indonesia, perbedaan hari raya Idul Fitri sudah beberapa kali terjadi, tetapi tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

Laporan: Jhon Hendra/tvOne/Bandung
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya