Status Raung Meningkat, Ribuan Ternak Siap Diungsikan

Puncak Gunung Raung, Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/denisugandi.com

VIVA.co.id - Status Gunung Raung yang meningkat dari waspada Level II menjadi Siaga Level III sejak Senin 29 Juni 2015 membut sejumlah lembaga peduli satwa turun gunung untuk ikut melakukan pemetaan dan membantu evakuasi pada satwa.

Ratusan Rumah di Garut Kebanjiran

Setidaknya terdapat sekitar 100 ribu hewan ternak yang terdiri dari Kuda, Sapi, Kambing, Ayam dan Bebek di dua kecamatan yang berpotensi terdampak letusan Gunung Raung di Kabupaten Bondowoso.

“Sejak status Raung naik menjadi Siaga III 29 Juni kemarin, pada 30 Juni kami naik ke Bondowoso untuk mendata hewan ternak,” kata Elizabeth Laksmi, Petugas Komunikasi Animals Indonesia, Sabtu 4 Juli 2015. Lembaga konservasi satwa yang berada di Malang itu mengirim sejumlah relawan untuk mendata hewan ternak dan satwa liar di sekitar lereng gunung Raung.

“Kami berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat, hasilnya di Kecamtan Tlogosari dan Kecamatan Sumber Wringin masing-masing ada sekitar 50 ribu ternak. Di Sumber Wringin paling banyak ternak ayam dan bebek sedangkan di Tlogosari paling banyak kuda dan kambing,” katanya.

Timnya nantinya akan fokus untuk meringankan beban penduduk setempat, mengungsikan ternak, jika status Raung meningkat dan tindakan evakuasi dibutuhkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga tengah menyiapkan lokasi pengungsian tersendiri untuk hewan ternak milik penduduk tak jauh dari pengungsian warga. Dia khawatir, jika ternak tak diungsikan penduduk juga tak mau mengungsi, ketika status Raung meningkat. 

Menkeu Siapkan Rp500 Miliar untuk Tanggulangi Bencana

“ Raung ini statusnya tak bisa diprediksi, bisa turun bisa naik. Untuk antisipasi kami siapkan jalur evakuasi dan titik pengungsian untuk penduduk dan satwa. Untuk armada penduduk hingga saat ini sudah mencukupi untuk mengangkut 2088 jiwa,” ujarnya.

Siapkan 5 Titik Pengungsian

Sementara itu BPBD Kabupaten Bondowoso mendirikan tenda pengungsian di lima titik yang tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tlogosari dan Sumber Wringin. Tenda pengungsi dibangun untuk menampung sekitar 2088 jiwa penduduk penghuni dua kecamatan tersebut.

Lima titik pengungsian tersebar masing-masing di Lapangan Kecamatan Sumber Wringin, SMPN 1 Sumber Wringin dan Balai Benih Ikan Sumber Wringin. Sedangkan dua titik lain ada di wilayah Kecamatan Tlogosari yaitu di SMPN 1 Tlogosari dan di Lapangan Kecamatan Tlogosari.

"Kami masih dalam status siaga dan mempersiapkan semua kebutuhan di tempat pengungsian, mulai dari dapur umum, MCK dan dropping air bersih,” kata Kukuh Triatmoko, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso saat dihubungi, Sabtu.

Saat ini, pihaknya sedang memasang tanda-tanda jalur evakuasi untuk penduduk di beberapa dusun dan desa di dua kecamatan tersebut. Menurutnya semua persiapan evakuasi sudah terlaksana.

Pemerintah Diminta Tinjau Ulang Usulan Perubahan BNPB

Meskipun ada sedikit kendala yang harus dihadapi ketika evakuasi benar-benar terjadi. "Jalur evakuasi medannya cukup susah, jalur sempit dan terbuat dari makadam dan tanah. Kami terapkan sistem buka tutup, karena jalur tak bisa menampung dua kendaraan berlawanan arah sekaligus,” katanya.

Kukuh berharap warga tidak panik dan tidak termakan isu yang tidak jelas selama aktivitas Raung meningkat. "Warga tidak perlu panik, kami siapkan armada yang mencukupi untuk melakukan evakuasi sekitar 2.088 jiwa yang berpotensi terdampak di Bondowoso,” tuturnya.

Aktivitas Gunung Raung terpantau meningkat di era 1950 an hingga 1980 an. Peningkatan aktifitas berupa letusan asap dan gemuruh terjadi terakhir kali pada 1989. Setelah itu, Gunung Raung kembali bangun dari tidur panjangnya pada 2012. Di tahun itu, status Gunung Raung naik dari normal menjadi Waspada hingga Siaga sepanjang Oktober 2012.

Ilustrasi/Banjir di Aceh

1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan

Total korban meninggal akibat bencana mencapai 267 orang.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016