Saksi Melihat Margriet Injak-injak Lubang Kematian Engeline

margrieth
Sumber :
  • Capture TvOne
VIVA.co.id
Dihukum 10 Tahun Bui, Bekas Pembantu Margriet Banding
- Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar, Bali telah menyiapkan sembilan orang saksi dalam kasus pembunuhan Engeline.

Hotman Tantang Hotma Taruhan Jam Rp1 M di Sidang Engeline

Pegiat P2TP2A, Siti Sapurah mengatakan, mereka merupakan saksi-saksi yang mengetahui kehidupan tersangka pembunuhan Engeline, Margriet Magawe.
Agus Tay Tak Mau Banding Jika Dihukum Kurang dari 5 Tahun

Siti menuturkan, salah satu saksi menyebutkan, sempat melihat puntung rokok di dalam kamar Margriet.

"Saksi pernah lihat puntung rokok dan diduga itu yang dipakai untuk disundutkan ke tubuh Engeline," kata Siti kepada tvOne, Jumat 3 Juli 2015.

Selain itu, banyak hal yang dipaparkan sembilan saksi terkait kasus itu. Bahkan, seorang saksi kepada Siti menuturkan, melihat Margriet sempat menginjak-injak tanah di atas lubang tempat jasad Engeline di kubur hidup-hidup.


"Margriet menginjak-injak tanah di sekitar kuburan Engeline," ujar Siti.


Menurut Siti, semua kesaksian yang diberikan sembilan saksi itu dapat memberatkan Margriet selama masa peradilan nanti di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali.


Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Bali menyiapkan perlindungan untuk saksi-saksi kasus pembunuhan Engeline. Hal itu ditegaskan Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto, Jumat 3 Juli 2015.


Menurutnya, polisi wajib memberikan perlindungan kepada saksi yang ketenangannya terancam akibat mengungkap kasus kematian Engeline. "Kalau memang benar-benar mengancam keselamatan mereka, maka polisi berkewajiban melakukan upaya pengamanan dan perlindungan terhadap para saksi," ujar Hery.


Kendati begitu, Hery merasa institusinya perlu berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Sebabnya, sembilan saksi pembunuhan Engeline itu kini di bawah perlindungan LPSK.


Hery berjanji akan menelusuri ancaman yang diterima para saksi, baik melalui pesan singkat (SMS), telepon maupun pertemuan langsung.


"Kalau bentuknya berupa telepon, SMS, itu akan kita telusuri. Kalaupun langsung, kita akan mengecek yang datang itu siapa, identitasnya dari mana," kata Hery.


Selanjutnya... Engeline Disiksa Sejak Usia 3 Tahun...



Engeline Disiksa Sejak Usia 3 Tahun

Callista Rukmiastanti salah satu saksi yang dihadirkan P2TP2A Denpasar, Bali mengungkapkan, ia pertama kali mengetahui Engeline mengalami penyiksaan fisik dari Margriet sejak gadis kecil itu masih berusia 3 tahun.


Hal itu terungkap ketika suatu hari, Callista memandikan Engeline. Saat itu, secara tak sengaja, Callista menemukan luka memar berwarna kebiruan di paha Engeline.


"Saya tanya, Engeline ini kenapa? Karena saya takut itu kanker darah. Saya pernah kerja di rumah sakit jadi saya tahu," kata saat berbincang dengan tvOne.


Dengan polos, almarhumah Engeline menjawab. "Dicubit mami," kata Engeline saat itu.


"Kamu nakal ya?" kata Callista bertanya kembali.


"Aku membuka tas mami, mengeluarkan lipstik lalu dicubit," kata Engeline menjawab.


Namun, saat itu, Callista hanya bisa diam dan tak dapat berbuat apa-apa. Ia pun tak berani menanyakan hal itu ke sahabatnya itu.


Beberapa waktu kemudian, Callista mengaku juga menemukan luka memar serupa di paha Engeline. "Waktu itu saya belum tahu jika itu bisa dilaporkan ke polisi," kata Callista.


Callista mengaku nekat menceburkan diri ke kasus ini, hanya demi membongkar kebohongan yang selama ini diumbar Margriet.


"Saya lihat di tv, semua berbeda. Memang ada yang benar, tapi banyak perkataan Margriet yang bohong," katanya.


Engeline meninggal dunia di usia 8 tahun. Jasadnya ditemukan dalam kondisi meringkuk memeluk boneka kesayangannya pada 10 Juni 2015 di belakang rumah Margriet di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya