Sebelum Terbang, Pilot Hercules Minta Maaf ke Keluarga

Kapten Penerbang Sandy Permana
Sumber :
  • Ist.

VIVA.co.id - Kapten Penerbang, Sandy Permana, adalah satu dari sekian banyak korban kecelakaan pesawat Hercules, yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Selasa, kemarin siang. Kepergiannya yang dirasa begitu mendadak, membuat keluarga tak kuasa menahan kepedihan.

Pesawat T-50 Golden Eagle Jatuh, DPR Minta Investigasi

Terlebih, banyak hal yang belum sempat diwujudkan bungsu dari empat bersaudara ini. Salah satu keinginannya adalah, bernostalgia di kampung halamannya di Bangka Belitung, mengenang masa kecilnya di sebuah kampung bersama keluarga tercinta.

Hal itu diungkapkan kakak sulung almarhum, Arum Etikariena, yang terlihat sangat terpukul dengan peristiwa ini. Wanita berkerudung itu tampak tak kuasa menahan tangis, tiap kali mengenang sosok adik bungsunya tersebut.

"Saya terakhir kontak beberapa hari lalu, dia kan selalu pamit kalau mau terbang. Sebelumnya, kami juga ngobrol di grup BBM pas mau puasa. Dia bilang, Bude (panggilannya untuk saya), maafin saya semoga kita diberi kelancaran dan keselamatan selama menjalankan ibadah puasa," ujar Arum, menceritakan sepenggal kenangan terakhirnya bersama almarhum saat  ditemui di kediamannya, di Gang Karet, Rt 1/20 no 59, Beji Depok, Rabu, 1 Juli 2015.

TNI AU: Pesawat T-50i Laik Terbang

Sebelum ajal memisahkan, Arum maupun Sandy dan kedua saudaranya, sempat berencana ingin pulang ke kampung halamannya di Bangka Belitung. Mereka ingin bernostalgia, mengenang masa kecilnya di pulau tersebut. Namun ternyata takdir berkata lain, Sandy lebih dulu menghadap sang Khalik.

"Iya kita sudah punya rencana tadinya mau nostalgia di Bangka," kata dia.

TNI AU: Awak Pesawat T-50 Tewas

Ada satu hal yang selalu diingat Arum, meski tugasnya sebagai Abdi Negara dengan segudang jadwal yang sangat padat, namun Sandy selalu memberikan perhatian lebih terhadap keluarganya.

"Iya, Mas. Dia ini kalau terbang ke mana saja pasti bawa oleh-oleh. Nah ini, dia sempat-sempatin beliin mainan helikopter mainan buat keponakannya si Taufik (anak saya) saat ulang tahun. Dia itu perhatiannya sangat besar untuk kami. Tiap mau terbang pasti pamit ke saya, Mbaknya."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya