Koleksi Fadli Zon, dari Keris Hingga Buku DN Aidit

Fadli Zon dengan keris koleksinya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko

VIVA.co.id - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, termasuk seorang kolektor keris dan benda bersejarah. Terbukti, di lantai dua Fadli Zon Library di kawasan Benhil, Jakarta Selatan, terdapat 500 keris yang dipajang rapi.

Di lantai dua ruangan dibagi untuk menyimpan buku-buku serta keris dan tombak, fosil, serta patung dari berbagai daerah Indonesia. Fadli menyebut koleksi kerisnya dengan istilah keris Nusantara.

"Keris yang saya koleksi tidak hanya dari Pulau Jawa, tapi dari seluruh Indonesia," kata Fadli ketika ditemui di Fadli Zon Library, beberapa waktu lalu.
 
Menurut dia, keris itu mengandung filsafat seni, simbol, dan mistik. Mistik dalam artian setiap pembuatan keris, empu keris menjalani ritual dan tirakat seperti bertapa serta puasa.
 
Fadli mengakui, keris-keris yang ada di Nusantara, semisal Kerajaan Mataram, keris Empu Gandring, merupakan keris lama yang mempunyai kekuatan energi dahsyat. Karena itu, dia yakin bahwa keris mempunyai kekuatan dan keseimbangan. Karena itu, dia juga percaya keris berjodoh pada kolektornya.
 
Misalnya, tiba-tiba ada yang mengantar keris, ia merasa cocok lalu dibeli. Atau ada kisah keris itu sudah ditawarkan ke beberapa kolektor tidak ada yang minat. Ketika disodorkan pada dia, lantas dibeli.

Awalnya, Fadli belajar mengenal keris dari berbagai tokoh perkerisan. Dia banyak bertanya-tanya seluk beluk keris. Seiring dengan waktu, belajar pelan-pelan, dia  bisa memahami, keris itu mengandung filsafat, seni, simbol, mistik, dan energi.

"Keris saya mulai dari zaman Singasari sampai keris kamardikan atau keris baru," katanya.

50 Ribu Buku
 
Selain keris, berbagai benda kuno dikoleksinya pula. Kegemarannya mengoleksi barang-barang jadul berawal dari hobinya membaca buku, akhirnya merembet ke berbagai benda kuno lainnya. Di Fadli Zon Library terdapat sekitar 50 ribu buku.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Koleksi koran 18 ribu buah, zaman Hindia Belanda, zaman Jepang atau awal  kemerdekaan. Selain itu, koin kerajaan di Nusantara, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon, dan Kerajaan Maluku.

Fadli Zon Antusias dengan Koalisi Kekeluargaan

Koleksi uang kertas, piringan hitam, kaca mata tokoh nasional seperti Bung Hatta, dan lain-lain. Selain itu, songket Minang, fosil, keris, dan lain-lain.

Di ruang kerja di lantai dasar, di satu sisi dindingnya terdapat lemari kaca dari lantai ke langit-langit, penuh berisi buku. Di dinding yang lain terdapat patung kayu karya Hendra Gunawan dan lukisan karya Le Mayeur, pelukis yang lama menetap di Bali pada tahun 1930-an.
 
Di situ tersimpan buku-buku tua, antara lain naskah kuno Serat Cabolek yang ditulis Yosodipuro, Lokapala, dan Wulangreh yang berwujud tulisan tangan serta disalin dari buku aslinya pada tahun 1800-an dalam huruf Jawa Kuno. Buku yang tertua berasal dari tahun 1747, tulisan Rumphius tentang flora Ambon.
 
Berbagai patung kayu, fosil, dan lukisan bertebaran di setiap sudut ruangan. Setelah meja penerima tamu, berikutnya adalah ruang tamu yang terdiri atas seperangkat sofa serta satu meja panjang dan di salah satu ujungnya terdapat televisi layar datar ukuran besar.
 
Di lantai tiga disimpan koleksi sekitar 150 piringan hitam dan sekitar 700 bungkus rokok berbagai merek produksi industri kecil dan menengah, kebanyakan diproduksi di Jawa.
 
Buku dari Georgius Everhardus Rumphius tentang flora di Ambon dengan tahun cetak 1747 membuka diskusi tentang kekayaan bangsa. Buku Von Stockum Traveller’s Hand Book Dutch Netherlands Indie, yang walaupun terbit tahun 1930, dengan presisi mencatat jadwal serta harga tiket trem.

Salah satu koleksi buku tua lainnya milik Fadli, adalah buku Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia, Dipa Nusantara Aidit. Buku yang dimiliki, ditandatangani langsung oleh Aidit.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Fadli Zon: Silakan Demonstran Menginap di DPR

Menurut Fadli, DPR adalah rumah rakyat.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016