Gelagat Anjing Pelacak Saat Berputar-putar di Rumah Angeline

Ledakan Bom Terjadi di ITC Depok
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA.co.id - Polisi sempat menurunkan anjing pelacak untuk membantu mengetahui keberadaan Angeline, bocah berusia delapan tahun yang hilang, dan saat ini ditemukan tewas di belakang rumahnya.

Hotma Sitompoel: Motif Margriet Membunuh Engeline Apa?

Saat diterjunkan anjing pelacak di rumah Angeline, anjing tersebut hanya berputar-putar di sekitar rumah. 

Wakil Direktur Polisi Satwa Baharkam Polri, Komisaris Besar Andriyanto Basuno, mengatakan bahwa gelagat anjing berputar-putar di rumah korban merupakan salah satu petunjuk awal keberadaan Angeline.

Pengeroyokan Tersangka Pembunuh Engeline Diduga Direncanakan

Selanjutnya, pawang anjing harus mampu menterjemahkan gelagat anjing tersebut. Karena pawang dan anjing pelacak harus memiliki hubungan yang sangat sensitif. 

"Pawang harus bisa membaca gelagat anjing pelacak. Apabila, awalnya ada tanda-tanda, maka dilanjutkan. Lalu, apabila berikutnya ada tanda juga, semua tanda-tanda itu harus diungkap dengan penjelasan pawang dan tim polisi lainnya," ujar Andriyanto. Rabu 10 Juni 2015.

Kasus Engeline, Berkas Agus Tay Kembali Dilimpahkan

Menurut Andriyanto, apabila kemudian hasilnya diduga terjadi pembunuhan, anjing pelacak mesti diganti. Tetapi, bukan lagi melacak bau dengan anjing pelacak fungsi kriminal umum. Namun, harus diturunkan anjing pelacak SAR Kadaver (anjing pelacak mayat). 

"Namun, sayangnya Polda Bali belum memiliki anjing pelacak SAR Kadaver (anjing pelacak bau mayat)," ungkapnya.

Tetapi, jika Polda Bali sejak awal menurunkan anjing pelacak mayat, Andriyanto yakin jenazah Angeline bisa cepat ditemukan di saat awal-awal dia menghilang. "Sebab, bau mayat itu kan makin menyengat setiap harinya. Dan, pasti terendus oleh anjing pelacak SAR Kadaver," jelas Andriyanto. 

Hanya 15 Polda

Saat ini, kata Andriyanto, di Indonesia baru ada 15 Kepolisian Daerah yang memiliki anjing pelacak mayat. 

Ke-15 yang dipilih diperkuat dengan anjing pelacak mayat adalah daerah-daerah yang rawan bencana. Sebab, anjing pelacak mayat paling berfungsi saat terjadi bencana. 

"Paling banyak yang memiliki anjing pelacak mayat itu di Padang, ada tiga ekor di sana. Di 14 daerah lainnya, masing-masing satu ekor," ucap Andriyanto.

Dalam kasus hilangnya Angeline, Polisi sebenarnya sudah menurunkan anjing pelacak di hari ketiga hari sejak Angeline dilaporkan menghilang. Angeline hilang pada 16 Mei 2015, dan anjing pelacak diturunkan pada 19 Mei 2015. Anjing pelacak yang diterjunkan adalah pelacak kriminal umum. 

Seperti diketahui, Angeline, siswa kelas III Sekolah Dasar di Sanur Bali ini ditemukan tewas terkubur di belakang rumahnya. Angeline dikabarkan menghilang sejak 16 Mei 2015 lalu.

Pihak kepolisian sempat kesusahan dalam mencari Angeline, karena sikap tertutup dari keluarga. Pengakuan polisi, ada bekas jeratan tali di lehernya dan kekerasan seksual.

Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan satu tersangka, yaitu mantan pembantu dirumah tersebut bernama Agus. Agus mengaku pernah memperkosa korban. Saat ini, juga Polda Bali masih memeriksa beberapa saksi lain. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya