Usai Temui Pansel, Jokowi Optimis KPK Lebih Berwibawa

Mengapa Jokowi Pilih Perempuan sebagai Anggota Pansel KPK?
Sumber :
  • VIVA.co.id/Christina Nila
VIVA.co.id
Busyro Siap Uji Kepatutan dan Kelayakan untuk Kedua Kalinya
- Sesuai jadwal, Presiden Joko Widodo akhirnya bertatap muka dengan Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, di Istana Merdeka, Senin 25 Mei 2015.

'Menggantung' Calon Pimpinan KPK

Dalam pertemuannya, Jokowi memastikan bahwa dia menaruh kepercayaan penuh kepada pansel untuk mampu memilih komisioner KPK yang kredibel, memiliki integritas dan dipercaya masyarakat.
Pansel: Pimpinan KPK Tak Harus Jaksa dan Polisi


Tak cuma itu, dalam kesempatan ini juga, Jokowi kembali membeberkan alasannya memilih anggota pansel dari berbagai latar belakang dan keahlian.


"Memang masing-masing keahlian itu diperlukan agar pimpinan KPK yang terpilih memiliki kecakapan dan kemampuan yang komprehensif, termasuk dalam membangun sistem, sehingga tidak semata-mata memiliki kompetensi di bidang hukum," kata Jokowi dalam konferensi persnya.


Misalnya, lanjut Jokowi, ahli manajemen dan IT, dibutuhkan agar pimpinan KPK terpilih memiliki kemampuan untuk mengelola KPK, serta merancang sistem IT dalam rangka pemberantasan korupsi.


"Jadi membangun sistem sangat diperlukan, oleh karena itu diperlukan orang yang ngerti masalah sistem, orang yang ngerti masalah IT," ujarnya.


Kemudian, ahli keuangan dan ekonomi, serta ahli pidana pencucian uang juga diperlukan agar pimpinan KPK terpilih juga memiliki wawasan yang terkait dengan kejahatan ekonomi, dan korupsi sumber daya, dan juga yang berkaitan dengan pencucian uang.


Ahli psikologi diperlukan, lanjut Jokowi agar pimpinan KPK terpilih memiliki integritas, keberanian, kepemimpinan, serta mampu bekerja sama dalam sebuah tim. Sebab, kata dia, korupsi juga menyangkut perilaku, sehingga ahli psikologi juga diperlukan.


Sementara, ahli sosiologi diperlukan agar pimpinan KPK terpilih mempunyai wawasan mengenai konteks sosial budaya korupsi di dalam masyarakat.


Atas berbagai latar belakang anggota pansel itu, dia berharap kelak pimpinan KPK bisa memperkuat instansi KPK. Sehingga mereka selain menguasai masalah hukum juga kompetensi manajemen, pembangunan institusi dan kepemimpinan yang kuat.


Kemudian, Jokowi juga berharap pansel memikirkan bagaimana kelembagaan KPK bisa berkembang menjadi sebuah institusi negara yang berwibawa. Kemudian, pimpinan KPK terpilih juga harus dapat mengembangkan sistem investigasi yang modern, dan juga penguatan sistem integritas internal.


"Pimpinan KPK selain berani juga harus bisa membangun jaringan, membangun networking dan punya kemampuan kerja sama yang baik, baik di internal maupun dengan lembaga yang lainnya," ujar dia.


Jokowi juga berkomitmen  mendukung kebutuhan pansel untuk kesekretariatan dan anggaran.


"Termasuk misalnya kalau diperlukan supporting dari anggaran, supporting tim untuk menghadirkan nara sumber yang dibutuhkan, dan terutama yang terkait data dan informasi yang perlu diketahui oleh pansel," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya