Usai Latihan Perang, Satu Batalyon TNI 'Berjaga' di Poso

HUT TNI AU ke-69
Sumber :
  • Antara/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Usai menggelar latihan gabungan selama tiga minggu di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu 18 April 2015, ribuan pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dipulangkan. Mereka akan dikembalikan ke satuan masing-masing.

Namun dari 2000-an pasukan yang terlibat hingga akhir pelaksanaan latihan, satu Batalyon akan ditinggalkan dalam rangka Pembinaan Teritorial.

Menurut Panglima Difisi 2 Kostrad, yang juga Komandan PPRC, Mayjen TNI Bambang Haryanto, berdasarkan aspirasi masyarakat Poso, pihaknya akan meninggalkan satu Batalyon atau sekitar 600 personil, guna membantu kegiatan TNI selanjutnya di sana.

Nantinya, keberadaan ratusan personil itu akan berada di bawah Kendali Kodam VII Wirabuana. Mereka akan dilibatkan dalam kegiatan Pembinaan Teritorial di Poso, di antaranya pembangunan 200 rumah warga,  dan penyediaan sarana air bersih.

Dari hasil evaluasi sementara, Panglima PPRC menilai kehadiran mereka sangat membantu masyarakat setempat, khususnya dari segi ekonomi dan keamanan. Menurut Bambang, manfaat paling utama dirasakan masyarakat, adalah kembalinya rasa aman yang selama ini terusik dengan aktivitas kelompok teroris, yang bersembunyi di kawasan hutan pegunungan.

Diduga, selama latihan PPRC TNI berlangsung, kelompok teroris berpencar dan membaur dengan masyarakat. “Yang kami lihat, masyarakat masih khawatir setelah latihan PPRC TNI berlangsung selama tiga pekan selesai, teroris akan kembali lagi ke tempat-tempat persembunyian mereka, dan melanjutkan aktivitas,” terang Bambang.

Dari hasil kegiatan latihan perang sejak 31 Maret 2015, pasukan PPRC menemukan satu pistol browning dan puluhan amunisi kaliber 9 milimeter, senjata api rakitan, dan makanan di sekitar Pegunungan Biru.

Buru Teroris Poso, Polisi Siap Atur Ulang Strategi

Laporan: Mitha Meinansi

Dituding Terlibat Teroris Poso, Ustad Laporkan Media Inggris

Akibat berita itu membuat ustad dan pondok pesantrennya terancam.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016