Sosok Misterius 'Penunggu' Rumah Dinas Gubernur Jateng (I)

Gedung Wisma Perdamaian Semarang.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id -
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
Malam sudah terlalu larut. Seperti biasanya Sulaiman (60), seorang penjaga gedung bersejarah Wisma Perdamaian Semarang harus terus terjaga. waktu jaga Sulaiman sudah harus dimulai.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Terhitung sejak tahun 1993, sejak kepemimpinan Gubernur Jateng, mendiang  Soewardi, Sulaiman sudah mengabdikan diri menjaga gedung megah Wisma Perdamaian yang sarat sejarah ini.
Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia


Bangunan itu terdiri atas empat gedung bergaya arsitek Belanda dan Jepang. Strategis memang, karena letaknya di tengah pusat Kota Semarang, tepatnya di Jalan Pemuda dan berhadapan langsung dengan bangunan tua Lawang Sewu.

Meski begitu, Wisma Perdamaian yang memiliki luas lahan kompleks 15.000 m2 dengan luas total bangunan 6.500 m2, saat ini menjadi pusat kegiatan pemerintah provinsi Jateng. Gubernur Jawa Tengah memilih Puri Gedeh sebagai rumah dinasnya.


Berdasarkan runtutan sejarahnya, gedung ini dirancang oleh Nicolaas Harting yang menjadi Gubernur Pantai Utara Jawa pada 1754.


Hingga tahun 1761 difungsikan sebagai Gauvernenur Van Java’s Noord-Ostkust, dan sempat disebut sebagai De Vredestein atau Istana Perdamaian. Juga pernah sebagai tempat tinggal residen Semarang. Saat itu lapangan di depan De Vredestein ini masih dinamakan Wilhelmina Plein.


Usia gedung yang sudah terlampau tua tentunya menjadikan gedung penting ini menyimpan segudang cerita. Sulaiman mungkin salah satu saksinya. Begitupun detail aktivitas yang terjadi sejak puluhan tahun silam seiring pergantian orang nomor satu di Jawa Tengah.


"Saya di sini sejak Gubernur Pak Soewardi, Pak Mardiyanto, Pak Bibit Waluyo dan sekarang Pak Ganjar Pranowo. Kalau cerita,
macem-macem
. Apalagi ini gedung tua," ujar Sulaiman saat berbincang dengan
VIVA co.id.


Sembari membersihkan area gedung utama Wisper, sebutan akrab Wisma Perdamaian, Sulaiman menceritakan tentang sosok misterius di sekitar lokasi.


Beberapa kali Sulaiman mengaku ditemui sosok misterius ini. Sosok itu adalah pria penunggu gedung utama berlantai dua. Lantai satu kerap difungsikan untuk acara formal kegiatan provinsi. Khusus lantai dua, adalah kamar-kamar yang dulu difungsikan bagi tamu-tamu penting.


Anehnya, sosok 'penunggu' Istana Gubernur ini memiliki ciri yang berwibawa. Pria bertinggi besar ini memakai pakaian ala prajurit perang di masa silam. Tidak menakutkan.


Atribut yang dipakai yakni sebuah blangkon helm kuda warna merah dan putih serta menaiki seekor kuda Sembrani warna merah menyala. Perawakannya mirip dengan kesatria Jawa.


"Pernah ditemui langsung, saat saya membersihkan gedung. Sering juga lewat mimpi. Dalam mimpi saya, selalu datang dan menatap saya sambil menaiki kuda," ujar pria yang tinggal di Karangawen Demak itu.


Meski begitu, Sulaiman mengaku tak mengenal sosok yang dimaksud. Bapak lima anak itu bahkan tak pernah sekalipun berkomunikasi dengan sosok itu.


Sosok yang dikenal pendiam ini memiki sifat yang baik. Karena tak pernah mengganggu dan hanya menjaga gedung tersebut. Dalam keyikinan Sulaiman, sosok tersebut adalah bagian dari tokoh masa lalu yang pernah ada seiring gedung bersejarah itu berdiri.


Konon, di Gedung ini, Gubernur Jenderal daerah jajahan Belanda terbesar yaitu Hindia-Belanda (Jawa), Sir Thomas Stamford Raffles atau Raffels pernah singgah dan berdansa dengan istri pertamanya Olivia Marianna pada tahun 1814.


Kemudian pada tahun 1978, bangunan ini digunakan oleh APDN. Pada tahun 1980 digunakan untuk Kantor Sosial dengan terakhir untuk Kantor Kanwil Pariwisata Jawa Tengah tahun 1994.


Terus mengalami revitalisasi pembangunan, gedung saat ini digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya