Ali Bagente, Kudapan Khas Betawi yang Tergusur Zaman

Makanan khas Betawi Ali Bagente.
Sumber :
  • FOTO: VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Seperti masyarakat lain, warga Betawi juga memiliki makanan tradisional yang khas. Sejak zaman dahulu, makanan ini biasanya lebih banyak dibuat ketika Ramadan tiba. Alhasil, suasana puasa pun semakin terasa nikmat.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Makanan tradisional Betawi ini adalah Ali Bagente. Makanan ini merupakan campuran dari China, Arab, Jawa dan Betawi. Makanan ini bisa dikatakan sudah langka, bahkan orang-orang etnis Arab-Betawi pun sudah banyak yang tidak lagi mengenal jajanan ini. Paling-paling, makanan ini baru bisa ditemukan di sekitar kawasan Condet.

Menurut Indra Sutisna, pengamat budaya Betawi, makanan ini amat sederhana. Ali Bagente terbuat dari kerak (sisa nasi yang mengeras di pantat kuali ketika menanak) yang dikeringkan, kemudian digoreng, dan disiram kinca (gula merah).

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

“Diduga dulunya ada orang bernama Ali yang sangat suka jajanan ini dan cinta pada orang yang membuatkan jajanan ini untuknya. Karena itu dia lalu bilang: “Ali bah ente“ (Ali cinta kamu). Maka, serta-merta orang menyebut jajanan itu dengan nama Ali Bagente,” ujar Indra.



Indra Sutisna. Foto: Dody Handoko/VIVA.co.id

Di masa lalu, komunitas Arab-Betawi kebanyakan bermukim di daerah Kebon Pala (kawasan Tanah Abang) dan Kebon Nanas (kawasan Jatinegara). Khusus etnis Arab yang berasal dari Pekalongan, ketika pindah ke Jakarta mereka kebanyakan bermukim di daerah Condet Batuampar.

Sekarang, karena mulai ’terjepit’ oleh pembangunan, maka banyak warga etnis Arab dari Kebon Pala dan Kebon Nanas yang juga ikut berkumpul di Condet. Kini hampir 80 persen penduduk Condet berasal dari keturunan Arab.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Makanan serta minuman lain yang sering muncul pada bulan puasa seperti Nasi Uduk, Nasi Ulam, Nasi Kebuli, Gurame Kuah Pucung, Lontong Cap Gomeh, Es Selendang Mayang, Bir Pletok, Kue Biji Ketapang, Kue Akar Kelapa, Kembang Goyang dan Kue Talam. Selain itu terdapat soto Betawi, Ayam Bakar, Ayam Goreng, Empal Ayam dan Ati Ampela.



Nasi Ulam Betawi. Foto: VIVA.co.id/Doddy Handoko

"Nasi uduk banyak digemari banyak orang di luar Betawi. Dibanding nasi uduk dari daerah lain, nasi uduk Betawi memiliki cita rasa yang sangat khas. Tak cuma pakai salam dan serai, mengolah nasi uduknya juga pakai santan yang banyak," kata dia.

Hal ini sesuai dengan sifat orang Betawi yang menyukai masakan gurih dan mengandung banyak santan. Nasi uduk khas Betawi adalah nasi uduk yang diberi taburan bawang goreng, irisan telur, cabai merah, dan sambal kacang. Sehingga nasi uduknya tak terlalu lengket dan santannya terasa.

“Nasi uduk betawi yang manis dan gurih cocok disantap dengan ayam goreng dan sambal goreng tempe teri kacang. Kalau ingin rasa yang lebih pedas dapat ditambahkan sambal kacang.”

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya