Balita Perempuan Kembar Dempet Butuh Bantuan

Ilustrasi Bayi
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Bayi Kembar Siam Meninggal Usai Jalani Operasi Pemisahan
- Balita perempuan yang masih berusia 18 bulan, masing-masing bernama Alputri Anugrah dan Alputri Dewi Ningsih, mengalami kembar siam dempet di bagian tubuh. Butuh biaya besar untuk memisahkan keduanya dengan kemungkinan berhasil hanya 10 persen.

Ingin Punya Anak Melalui Inseminasi? Ini Kisaran Harganya

Meski memiliki dua paru-paru, keduanya hanya memiliki satu hati dan usus halus. Mereka juga hanya memiliki tiga kaki yang salah satunya tak berfungsi.
Bayi Kembar Dempet Kepala di Aceh Dibawa ke Yogyakarta


Anak ini adalah buah hati dari pasangan Iwan (40) dan Yani (36) warga Kampung Padasari, Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja, Garut, Jawa Barat. Dalam kesehariannya, kedua anak tersebut hanya bisa tergolek, tidak seperti anak seusianya yang sudah mulai bisa berjalan.


Menurut sang ayah, Iwan, kedua putrinya tersebut lahir di Bintan, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pada 29 Oktober 2013.


"Jadi, sejak dalam kandungan, memang saya sudah tahu. Namun, kata dokter hanya kita saja yang tahu dan ibunya sendiri tak diberitahu jika kondisi bayi dalam kandungan kembar siam dempet," ujarnya, Rabu 1 April 2015.


Saat kedua putrinya dilahirkan, Iwan dan Yani sedang merantau di Kepulauan Riau. Kemudian, setelah bayi lahir, Iwan memutuskan untuk pulang kampung ke Wanaraja, Garut. Sejauh ini, kata Iwan, pihaknya tak melakukan upaya pemisahan badan kedua putrinya karena berdasarkan informasi dari dokter, keberhasilannya sangat tipis.


"Ya, katanya 10 sampai 15 persen saja tingkat keberhasilannya, jadi sangat tipis," ungkap Iwan.


Iwan menambahkan, terlebih dengan penghasilan yang tidak pasti dari hasil kerja serabutan, tentunya Iwan sangat memerlukan uluran tangan para dermawan untuk bisa merawat kedua putrinya tersebut hingga tumbuh besar.


Sejauh ini, kata Iwan, memang tidak ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Garut secara khusus. Hanya saja Bupati Garut, Rudy Gunawan, sebelumnya kerap memberikan bantuan pribadi.


"Pak Bupati suka membantu secara pribadi. Tapi, sampai Oktober 2014, sekarang tidak ada lagi bantuan," ucapnya.


Dia berharap pemerintahan setempat melalui Dinas Kesehatan, memberikan bantuan perawatan kesehatan kedua putrinya. "Kalau kemarin-kemarin, saya hanya memeriksakan kesehatan anak saya ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit," ujar Iwan. (art)![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya