VIVA.co.id - Sulawesi Utara, berpotensi masuk sebagai salah satu daerah rawan masuknya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sejumlah komponen seperti LSM dan aktivis pun menolak paham radikalisme ini masuk ke bumi Nyiur Melambai ini.
"Kami menolak ISIS masuk Sulut. Dan kami berharap warga tidak perlu terusik dengan masuknya paham yang membawa dampak disintegrasi sosial," ujar dosen IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, Selasa 31 Maret 2015.
Ia menuturkan tokoh agama, masyarakat dan pemerintah harus sama-sama membantu TNI, Polri dan para intelijen dalam mengantisipasi masuknya ISIS di Sulut.
"Bentuk sosialisasi menangkal ISIS bisa dilakukan lewat khotbah Jumat atau ceraham di Masjid. Kalau ini dilakukan saya kira semua kita akan aman," ujarnya.
Ketua MUI Sulut, Wahab Abdul Gani, mengatakan ISIS ingin mendirikan negara Islam atau Khilafah al-Islamiyah. Konflik yang terjadi di Timur Tengah, kata dia, membawa dampak global terhadap pergerakan perekonomian nasional.
"MUI telah mengambil langkah tegas mengeluarkan fatwa, bahwa apa yang dilakukan ISIS bukanlah jihad. Organisasi Islam juga dibenci ISIS dengan tuduhan kafir. Sementara dalam pandangan Islam, misalkan dari MUI, diharamkan orang mengkafirkan. Ulama Indonesia menyepakati bahwa mereka yang berjuang di jalan ISIS bukanlah mujahid, bukan mati sahid tapi mati konyol," kata Abdul Gani.
Gani sepakat semua komponen untuk sama-sama menangkal masuknya ISIS di daerah ini. "Mari kita jaga Sulut tetap aman dan damai," ujarnya.
[/vivamore]
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.
