Harga Naik Turun, Pembeli Marahi Pedagang Bensin Eceran

Petugas mengisi bensin bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id -
DPR: Dana Ketahanan Energi Bisa Langgar Pidana
Pemerintah kembali mengumumkan harga baru untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dengan kenaikan harga Rp500 dari yang sebelumnya Rp6800 menjadi Rp7300 pada Sabtu, 28 Maret 2015. Kendati kenaikan harga bensin tersebut terbilang kecil di kalangan masyarakat pada umumnya, namun cukup berpengaruh besar bagi para pedagang bensin eceran di NTB.

Harga Pertamax Turun Rp100 per Liter

Pedagang bensin eceran mengaku resah terhadap sikap pemerintah yang terkesan menarik ulur harga BBM dalam selang waktu yang singkat. Seperti pedagang bensin di Kota Mataram, mereka mengaku sulit untuk menentukan harga jual bensin eceran.
Pemerintah Belum Satu Suara Hitung Ulang Harga BBM


Para pedagang khawatir, jika saja saat kenaikan harga BBM dia membeli di pom bensin Pertamina. Kemudian saat jualnya pemerintah kembali mengumumkan harga penurunan harga bensin, tentunya akan merugikan usaha mereka.

"Kita bingung jadinya mau naikan harga bensinnya berapa. Khawatir nanti sudah kita beli banyak untuk dijual, ternyata besoknya diumumkan BBM turun dong rugi kita. Kalau naik harganya kemungkinan untung, tapi kasihan juga masyarakat kalau harga BBM naik terus," kata Husain pedagang bensin jalan Langko Mataram pada Senin, 30 Maret 2015.


Keadaan itu pun terkadang mengundang kecaman dari konsumen atau pelanggan tetap penjaja bensin eceran. Para pembeli tahunya harga BBM masih dengan harga sebelumnya, kemudian menyodorkan uang yang semestinya dibayar.


Dari harga kenaikan BBM saat ini Rp7300 perliternya, pedagang bensin eceran menjualnya dengan harga Rp8000 perbotol takaran satu liter.


Sebelumnya, saat harga bensin Rp6800 perliternya, pedagang menjualnya dengan harga Rp7500. Patokan harga jual bensin eceran diukur dengan nilai pecahan uang yang ada.


"Saya jelaskan sama yang beli harga BBM naik, tapi mereka keras, bukannya ngomel sama pemerintah malah ngomelin kita yang cuma pedagang," ucapnya.


Karenanya, para pedagang mensiasati keadaan tersebut dengan memasang papan harga di samping susunan botol bensin yang dijajakannya. Harga ditulis dengan spidol besar non permanen, untuk memudahkannya merubah harga jual jika sewaktu-waktu harga bensin berubah kembali.


Namun berbeda halnya pedagang bensin eceran disejumlah tempat masih di Pulau Lombok. Mereka justru tidak begitu responsif dengan perubahan harga BBM dari pemerintah. Itu dikarenakan informasi yang masih minim, seperti masyarakat pedangang bensin di wilayah pelosok.


Keterbatasan aliran listrik dan akses masuknya surat kabar membuatnya memutar otak menyikapi kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM.


Siapapun tentunya tak ingin rugi jika membuka usaha berjualan bensin eceran. Terhadap tarik ulurnya harga BBM tersebut, mereka menyiasatinya dengan mematok harga tinggi perliternya.


Mereka mengetahui adanya kenaikan harga bbm jika mereka beranjak ke kota untuk mengisi ulang jeriken bensin yang akan di ecer. Dalam sekali pembelian di pom Pertamina untuk jatah sebulan, petugas Pertamina biasanya memberikan informasi bahwa harga sewaktu-waktu akan berubah. Karenanya, harga ecerannya dinaikkan berdasar prediksi

semata.


"Waktu lalu pernah turun harga bbm terus naik sakarang. Pada waktu turun itu saya patok harga sampai Rp9000 sebotol (1 liter). Asal sudah kita naikan Rp 2000 sampai Rp 3000. Karena kita telat saja tahunya informasi kenaikan BBM," ujar Selmah yang menggantikan suaminya berjualan bensin karena ke ladang.


Husain dan Selemah, dua dari sekian orang pedagang bensin yang memiliki keluhan serupa. Mereka berharap pemerintah segera memberikan langkah kongkrit untuk menyikapi permasalahan tersebut agar kendala pemerintah tidak mengimplikasi langsung ke rakyat.


"Kita ini rakyat kecil, pendidikan kita tidak seperti mereka yang bisa memberikan solusi dengan pintar. Sekarang saja seolah kita tidak punya presiden, bertahan hidup dengan asal bisa cari makan saja. Ya saya harap pemerintah mengerti kita," harap dia. (ren)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya