Ketika Penjual Akik dan Pedagang Kopi Disebut ISIS

Penggerebekan Rumah Terduga Teroris di Ciputat
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Wirda Lukman, 36 tahun, hanya tertunduk diam sembari memeluk dua anaknya saat melihat rumahnya digeledah  tim Detasemen Khusus anti Teror dari Mabes Polri.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Polisi bersenjata lengkap dengan berpakaian serba hitam pun dengan sigap membongkar isi rumahnya. Ia baru menyadari, ternyata suaminya, Muhamad Amin Mude, 38 tahun, diduga terlibat ISIS.

Sontak, kabar itu membuatnya histeris. Sebab, sepengetahuannya, keluarga mereka adalah warga biasa yang baru memulai hidup baru sejak kepindahan mereka dari Makassar belum lama ini.

"Suami saya cuma pedagang akik dan bekerja sebagai distributor lem kaca," ujarnya lirih.

Wirda menampik keras bila sang suami disebut sebagai penyandang dana untuk pemberangkatan sejumlah relawan asal Indonesia untuk Suriah. Sebab, keseharian mereka saja sangat terbatas.

Sehingga sangat tidak memungkinkan bila disebut sebagai penyandang dana. "Anak saya saja ada yang tidak bersekolah, jadi bagaimana mungkin kami bisa mendanai orang mau ke Suriah," tutur perempuan bercadar ini.

Amin Mude, diketahui ditangkap bersama empat orang lainnya oleh Densus 88. Mereka dicokok di lokasi yang berbeda di antaranya, Tambun, Bekasi, Tangerang, Cibubur, Bogor, dan Petukangan, Jakarta Selatan.

Tak jauh berbeda di Malang, seorang pedagang kopi bumbu dan rempah sekaligus penjual madu, Abdul Hakim, ikut diciduk oleh Densus 88. Pria 45 tahun ini diringkus secara tiba-tiba di sebuah pinggir jalan umum.

Tanpa perlawanan, Abdul pun digelandang mobil oleh petugas polisi yang belakangan diketahui sebagai tim Densus anti teror.

Pengakuan kakak Abdul, Balkis. Sepengetahuannya tidak ada yang janggal dari perilaku Abdul dalam kesehariannya. Ia tak menampik, bila Abdul memang sempat merantau ke Malaysia. Namun itu dilakukannya jauh sebelum ia menikah.

"Profesinya sehari-hari adalah berjualan kopi bumbu dan rempah dan menjual madu jika ada pembeli yang memesan.  Kalau ada yang beli, ya, diantar, kadang ke toko-toko,” cerita Balkis.

Ia mengaku terkejut saat adik disebut terlibat sebagai jaringan ISIS. Sebab, tak ada sedikitpun gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Abdul dalam aktivitasnya.

Sebab itu, ia berharap perkara ini dapat segera diselesaikan. Sehingga Abdul dapat kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasanya.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin berpendapat, langkah yang dilakukan oleh tim Densus 88 diyakini tak akan bisa begitu saja memberantas sebaran ISIS di Indonesia.

Menurutnya perkembangan ideologi ISIS dewasa ini tak lagi dilatarbelakangi agama saja. Namun, ada faktor-faktor lain di luar agama yang membuat ideologi ini terus bertransformasi. Menurut , faktor-faktor di luar agama tersebut adalah kesenjangan sosial, ekonomi, politik dan akar fundalisme yang tak hanya terjadi di kalangan Islam.

"Ajaran ideologi ISIS dan terorisme ini memang ada faktor agama. Ini sangat literal yang sangat harfiah dan tidak dipahami secara luas dan menyeluruh, sehingga membawa kesimpulan yang keras dan radikal. Tetapi, harus diakui ada faktor non keagamaan. Ini akibat ketidakadilan global," ujar Din

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
![vivamore=" Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya