Sikap Komnas HAM Terkait Latihan PPRC Poso

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyaksikan paparan rencana latihan PPRC
Sumber :
  • Puspen TNI
VIVA.co.id
Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah
- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia  meminta kepada Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menghormati penegakan HAM dalam segala tindakan yang akan dilakukan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat dalam latihan di Poso dengan tema 'Operasi Militer untuk Perang.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Menurut Komisioner Komnas HAM Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan, Otto Nur Abdullah, latihan PPRC di Poso Sulawesi Tengah perlu menjadi kewaspadaan semua pihak karena mengindikasikan sejumlah persoalan.
 
Meski begitu dia mengapresiasi operasi yang melaksanakan penindakan awal untuk menghancurkan agresor guna merebut kembali Poso dalam rangka mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Namun diduga kata Otto, operasi PPRC bertujuan untuk melakukan pengejaran terhadap jaringan teroris Santoso dengan cover latihan Operasi Militer untuk Perang.

Selain meminta Panglima TNI menghormati penegakan HAM dalam segala tindakan operasi tersebut, Komnas HAM juga meminta kepada Wakapolri, Komjen (Pol) Badrodin Haiti menjaga low inforcement dalam penegakan hukum.

"Latihan ini nantinya bisa berkembang kepada operasi penanganan ISIS di Indonesia," katanya.

TNI Kerahkan 3.222 Personel

Latihan PPRC di Poso yang melibatkan kurang lebih 3.222 personel TNI. Latihan ini akan berlangsung mulai 22 sampai 31 Maret 2015 di Wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi tengah.
 
Adapun tujuan Latihan PPRC adalah melatih keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam menyusun konsep operasi melalui prosedur hubungan Komandan dan Staf.

Kedua, menguji konsep operasi sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan Komandan PPRC TNI dan Staf dalam rangka mengantisipasi dan merespon kemungkinan kontijensi di wilayah tertentu.

Ketiga, menguji kemampuan dan keterampilan satuan PPRC TNI dalam melaksanakan tindakan awal terhadap kontijensi yang timbul di wilayah sesuai Rencana Operasi yang disusun.
 
Panglima TNI dalam pengarahannya menegaskan, harus dipahami bahwa latihan ini bersifat gabungan dan dengan jumlah personel yang besar, sehingga  harus dilaksanakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI dalam menguji konsep operasi dan menguji kemampuan serta keterampilan satuan PPRC TNI.
 
"Kepada para penyelenggara dan pelaku latihan agar latihan ini dilaksanakan dengan cermat dalam pelaksanaan operasi taktis, agar benar-benar sesuai prosedur yang berlaku dalam latihan," katanya beberapa waktu lalu.

![vivamore="Baca Juga :"]

Densus 88 Polri Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng

[/vivamore]

VIVA Militer: Rudal Balistik Jarak Menengah (MRBM) Kheibar Shekan militer Iran

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Argentina menuduh Iran sebagai pelaku tindakan terorisme. Tuduhan ini muncul setelah lebih dari tiga dekade serangan yang mengakibatkan korban jiwa di Buenos Aires, Argen

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024