- VIVAnews/Muhamad Solihin
Saat ini, bangunan pembangkit listrik bertenaga sampah yang diletakkan di Tempat pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang, telah dipasangi turbin yang digerakkan dengan gas metana hasil olahan sampah.
"TPA di sini mampu menampung sampah perharinya mulai dari 500 ton hingga 700 ton. Mayoritasnya adalah organik. Sehingga TPA ini memiliki potensi tampung sekira 650 meter kubik gas metana atau ch4 per jamnya," ujar Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Agung Santosa, Kamis 19 Maret 2015.
Proses pengumpulan gas metana dilakukan dengan penyediaan sejumlah sumur sedalam belasan meter. Sumur-sumur ini terhubung dengan instalasi pembangkit listrik melalui saluran yang mirip kabel yang selanjutnya akan menjadi pendorong untuk penggerak turbin-turbin.
Agung meyakini, dengan kapasitas lahan yang dimiliki hingga 15 hektare dan volume sampah harian yang mencapai ratusan ton, maka kuantitas daya listrik yang dihasilkan akan stabil dan bisa dinikmati warga Palembang.
"Energi listrik dari sampah merupakan energi terbarukan, karena pasokan sampah tidak pernah berkurang. Sampah-sampah tersebut membutuhkan waktu tiga tahun untuk menghasilkan gas metana. Mudah-mudahan akhir Maret ini bisa dioperasikan," ujar Agung.
Purwantoro/Sumatera Selatan
![vivamore=" Baca Juga