- Reuters
”Dua kali dilakukan di dalam kamar rumahnya dan satu kali di kandang sapi. Setelah itu saya dikasih uang Rp50 ribu,” kata korban saat melaporkan kasusnya ke Polres Lampung Tengah, Rabu 18 Maret 2015.
S, ayah korban, mengaku mengetahui setelah anaknya menceritakan kasus ini. Setelah itu S melaporkan ke Polres Lampung Tengah pada Oktober lalu, namun tak pernah ditindaklanjuti. “Waktu itu anak saya sedang memulung dan lewat belakang rumah pelaku, kemudian ia memanggil korban, dan mengajak masuk rumah dan kemudian berhubungan layaknya suami istri,” katanya.
Kuasa hukum korban, Syamsudin, mengaku sudah dua kali melayangkan somasi kepada pelaku. Di dalam isi surat tersebut, dia meminta HK bertanggungjawab atas perlakuannya itu, namun tak pernah direspons. “Kami meminta pelaku bertanggungjawab dan membersihkan nama keluarga S,” kata Syamsudin.
HK yang saat ini tercatat sebagai anggota Komisi III DPRD Lampung Tengah tak bisa dihubungi. Panggilan telepon seluler dan pesan singkat tak kunjung direspons.
Ketua DPC PDIP Lampung Tengah J. Natalis Sinaga mengaku sudah mengklarifikasi dugaan tersebut, namun HK tidak merasa melakukan perbuatan yang dituduhkan itu.
Menurutnya, jika memang nantinya HK terbukti bersalah, DPC akan merekomendasikan pemecatan. Namun sebaliknya, jika HK dizalimi maka DPC menyarankan tuntutan balik atas pencemaran itu. “Kami mendahulukan asas praduga tak bersalah yang menjerat salah satu anggota kami,” katanya.
Pujiansyah/Lampung
