Tahun Ini BNNP Bali Rehabilitasi 2.083 Pecandu Narkoba

Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id
Alasan Jalur Laut Jadi Favorit Pengedar Narkoba
- Pemerintah Provinsi Bali tengah gencar memerangi peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Sebabnya, dari tahun ke tahun warga Bali yang terjebak menjadi pengguna barang haram itu semakin bertambah.

Bea Cukai Surabaya Sita 60 Ribu Inex Kemasan Teh Hijau

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, Brigadir Jenderal I Gusti Ketut Budiarta mengatakan hingga kini ada 50 ribu orang di Bali yang menggunakan narkoba. Untuk itu, ia bertekad memerangi peredaran dan penggunaan narkoba di Bali.

"Untuk tahun 2015 kita menargetkan untuk melakukan rehabilitasi sebanyak 2.083 orang," kata Budiarta, Senin, 16 Maret 2015.

Lanjut Budiarta, seluruh rumah sakit di Bali akan dilibatkan baik untuk rawat jalan dan rawat inap bagi para pengguna narkoba.

"Nantinya, dalam melakukan penangkapan akan ada penilaian medis dan penilaian hukum. Bila orang yang tertangkap hanya sebagai korban peredaran gelap narkoba, maka dia layak direhabilitasi," katanya.

Ia menilai kini Bali tak hanya sebatas tempat transit narkoba, namun telah menjelma menjadi produsen dan pasar narkoba. Ia mengaku akan memperketat seluruh tempat hiburan malam di Bali karena diduga menjadi tempat jual beli narkoba.

"Sebagai daerah pariwisata, kunjungan selalu berganti-ganti. Semuanya bisa menyebar di mana saja, sehingga kita antisipasi seluruh lokasi wisata. Tempat hiburan malam menjadi atensi khusus bagi kami," kata Budiarta.

Pada saat sama, Gubernur Made Mangku Pastika menuturkan bahwa narkoba adalah salah satu kejahatan luar biasa di samping terorisme dan korupsi.

"Di Indonesia ada tiga kejahatan luar biasa yang membutuhkan penanganan luar biasa juga yakni terorisme, narkoba dan korupsi," kata dia.

Ketiganya, kata dia, bisa saling berhubungan satu sama lainnya. "Tidak sedikit aksi terorisme yang didanai oleh perdagangan narkoba, begitu juga sebaliknya," ucap Pastika.

Khusus untuk kejahatan narkoba, Pastika menyebut sekitar 50 orang meninggal per harinya. Efek narkoba juga menyebabkan degradasi produktivitas dan kerugian ekonomi.

"Salah satu saja anggota keluarga terkena narkoba, habislah keluarga itu. Bisa cerai, broken home, bertengkar, stigmatisasi dan sebagainya," tutur mantan Kapolda Bali itu.

![vivamore="Baca Juga :"]

Penyalahgunaan Narkotika di Depok Masih Tinggi
[/vivamore]
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Rebus Pecandu Narkoba, Metode Unik Rehabilitasi Ala Kemensos

Direndam dalam air bercampur rempah pada suhu 85 derajat celsius.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2016