10 Begal Bengis Ini Masih ABG

10 begal sadis di Semarang masih remaja
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVAnews

VIVA co.id - Maraknya aksi begal yang beberapa bulan terakhir meresahkan masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia, juga terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ironisnya, di kota ini para begal rata-rata masih berusia di bawah umur. Tapi jangan dikira, saat melancarkan aksinya, mereka sangat sadis.

Begal berusia belasan tahun ini diungkap oleh tim dari Polrestabes Semarang. Sepuluh remaja asal Demak, Jawa Tengah ini kerap beraksi di wilayah Kota Semarang.

Sepuluh begal remaja itu yakni, TP (17 tahun), AS (17 tahun), FR (16 tahun), MAS (16 tahun), MUN (15 tahun), DW (16 tahun), HAR (16 tahun), SN (16 tahun), RH (14 tahun), dan AR (17 tahun).

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono, mengatakan penangkapan terhadap 10 begal berusia belasan tahun itu setelah berkoordinasi dengan Polsek Pedurungan Semarang.

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Dari sejumlah aksi yang dilakukan, mereka kerap melakukan tindakan sadis terhadap para korbannya.

"Hasil pemeriksaan, mereka sudah melakukan begal di-16 lokasi kejadian. Mereka beraksi berbekal senjata tajam," kata Djihartono di Semarang, Senin 16 Maret 2015.

Dari 10 remaja yang ditangkap, empat di antaranya masih tercatat sebagai siswa di salah satu sekolah di Demak. Sementara, lainnya kebanyakan remaja yang putus sekolah.

"Ada satu remaja lain bernama Indra yang masih DPO (daftar pencarian orang). Para tersangka ini satu kelompok yang kerap melakukan pencurian disertai kekerasan," kata Djihartono.

Kelompok pemuda begal jalanan ini terakhir melakukan aksinya dengan cara mengeroyok korbannya di wilayah Horison, Demak pada Minggu, 15 Maret 2015.

Belum puas mencuri dan menganiaya korbannya, mereka berpindah lokasi. Kali ini, korbannya adalah dua orang warga perumahan Klipang, Tembalang. Mereka berhasil memalak uang korban dan kabur.

Terakhir, komplotan remaja bau kencur itu membacok NH (15 tahun), warga Pedurungan, Semarang. Puas menganiaya dengan membacok kepala koban hingga kritis, para pelaku kemudian merampas barang-barang milik korbannya.

Sebelum beraksi, kata Djihartono, mereka terlebih dahulu menggelar pesta minuman keras. Puas berpesta miras, mereka langsung mencari korban dengan menunggang sepeda motor dan membawa senjata tajam.

"Modusnya membacok dulu baru rampas," ujar Djihartono.

Kini, 10 begal jalanan yang meresahkan warga itu harus mendekam di tahanan Mapolres Semarang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dari penangkapan para pelaku, polisi berhasil menyita beberapa handphone, parang dan celurit yang digunakan dalam setiap aksinya.

"Mereka terancam pasal 365 KUHP tentang pencurian disertai kekerasan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Tapi karena di bawah umur, akan kami perhatikan haknya," kata Djihartono.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Begal ABG juga korban

Ketua Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, menilai anak yang melakukan tindakan kejahatan seperti begal, adalah korban dari keadaan yang tidak kondusif. Di mana anak kerap mendapatkan atau mengalami tindak kekerasan.

"Anak-anak yang melakukan begal, jangan diposisikan sebagai pelaku. Tetapi, dia juga merupakan korban dari lingkungan yang tidak kondusif. Seharusnya ada gerakan bersama untuk bisa meredam gejolak dari anak-anak yang frustrasi. Dimulai dari menghentikan kekerasan terhadap anak," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin, 16 Maret 2015.

Seto juga menambahkan, saat ini Indonesia mempunyai nilai yang cukup tinggi untuk kekerasan terhadap anak. Bahkan angka itu tertinggi di Asia untuk tingkat kekerasan terhadap anak.

"Data hari ini yang saya terima telah menegaskan Indonesia tertinggi di Asia dengan 84 kasus kekerasan. Kekerasan terhadap anak harus distop," ujar Kak Seto.

Menurut Kak Seto, selain tingginya tindak kekerasan, anak yang melakukan tindak pembegalan bisa juga disebabkan karena kurangnya wadah anak-anak untuk menngekspresikan diri.

"Dulu di Jakarta itu ada youth center, tapi ke mana sekarang, sudah tidak ada lagi hal yang bisa menjadi bagian dari kebanggaan anak-anak. Mereka yang mempunyai keahlian dalam bidang musik, olahraga, dan lain sebagainya tidak diberi kesempatan untuk muncul dan dihargai. Dari situ akan muncul anak-anak yang merasa gagal dan memiliki rasa frustrasi yang akhirnya melakukan tindakan-tindakan tersebut," tuturnya.

Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal

Anwar Sadat/Jakarta

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya