YPKKI: Indonesia Tidak Punya Standar Pelayanan Medis

Ilustrasi rumah sakit
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Kasus yang terjadi di rumah sakit Siloam Karawaci, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu menyebabkan dua pasien tewas.

Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), Marius Wijayarta, menilai salah satu penyebab kesalahan itu terjadi karena tidak adanya standar pelayanan medis secara nasional.

Menurut Marius, sebagian besar rumah sakit di Indonesia hanya menggunakan standar pelayanan yang dibuat oleh rumah sakit itu sendiri. Bukan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait.

"Sampai detik ini, Indonesia tidak punya standar pelayanan medis yang berlaku secara nasional. Memang selama ini rumah sakit mempunyai standar, tetapi itu standar masing-masing rumah sakit," ujar Marius dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Maret 2015.

Marius menilai, tidak adanya standar pelayanan medis nasional bukan hanya merugikan konsumen, tetapi juga merugikan provider atau penyedia obat, dokter bahkan pihak rumah sakit.

"Karena tidak adanya standar yang jelas dan berskala nasional. Jadi setiap rumah sakit saat ini hanya membuat standarnya sendiri-sendiri," kata Marius.

Untuk saat ini, Marius menekankan agar seluruh konsumen atau pasien berhak mendapakan haknya. Selain itu, produsen juga harus memberikan informasi secara jelas agar kasus yang terjadi di Rumah Sakit Siloam tidak terjadi lagi.

Sebelumnya, dua pasien Rumah Sakit Siloam Karawaci dilaporkan meninggal dunia pasca operasi, 12 Februari 2015 lalu. Kedua pasien yang menjalani operasi caesar dan urologi itu diduga meninggal pasca diberikan obat bius anestesi keluaran PT Kalbe Farma, Buvanest Spinal.

Sudah sebulan ini Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menyelidiki kasus ini, tapi belum menyampaikan hasil penyelidikannya kepada publik.

"Masalah ini menjadi masalah alot dan belum ada kepastian. Apa yang menyebabkan masalah yang sudah terjadi sebulan yang lalu ini belum ada kepastian?" ujar Marius.

Empat Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Pria


Anwar Sadat, Bayu Nuhraha/Jakarta


![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]

Mahasiswa UGM Ciptakan Lampu Khusus buat Dokter Gigi
Ilustrasi pemeriksaan dokter

Pilkada, Daerah Siagakan Belasan Dokter Periksa Calon

Satu pasangan calon akan memakan waktu 8 jam pemeriksaan.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2015