Kematian Beruntun Hantui Orang Rimba

Orang Rimba.
Sumber :
  • Capture TvOne
VIVA.co.id
Orang Rimba Ketakutan, Anaknya Tewas Terjangkit Hepatitis
- Menurut
tengganai
Penyakit Kronis Ancam Kelangsungan Hidup Orang Rimba
(pemuka masyarakat) Orang Rimba kelompok Terap, Mangku Balas, sejak kematian 11 Orang Rimba dalam waktu yang berdekatan beberapa bulan belakangan ini, menyebabkan mereka sangat ketakutan.

Orang Rimba Jambi di Ambang Punah
"Kami kekurangan pemakon (makanan), kalau melangun (mengembara) macam ini kami hopi (tidak) bisa berburu, tempatnya juga susah, makonyo banyak yang sakit, kami takut," ujar Mangku, sebagaimana rilis KKI Warsi Jambi.

Sementara itu, menurut dokter perawat anak rimba, Feby Andihara, ketika anak-anak rimba demam dan batuk akut diperkirakan menderita bronkopneumonia.

"Kami berusaha sebaik mungkin untuk merawat mereka sampai sembuh," ujar Feby.  

Dalam adat dan budaya Orang Rimba, setiap kematian yang menimpa anggota kelompoknya mengharuskan mereka untuk berpindah tempat hidup. Biasanya mereka akan mengambil jalan melingkar untuk suatu saat nanti mereka bisa kembali ke tempat semula mereka tinggal. 

Ketika terjadi kematian warga rimba akan mengembara atau melangun. Terdapat 7 lokasi yang sudah mereka singgahi untuk melangun, yaitu Desa Olak Besar, Kecamatan Bathin XIV Batanghari. Kemudian Desa Baru, Desa Jernih, Sungai Selentik dan Sungai Telentam, kedua daerah ini ada di Desa Lubuk Jering, Kabupaten Sarolangun.

Selanjutnya, Simpang Picco dan kini di Sungai Kemang Desa Olak Besar, Kecamatan Bathin XIV.

Di setiap lokasi melangun orang rimba pindah ke tempat baru. Namun, kini dengan semakin sering melangun praktis tidak ada kegiatan untuk mendapatkan makanan. Kondisi ini disebut sebagai masa remayau (masa paceklik alias krisis pangan).  Pada masa ini obat-obatan alam yang biasa digunakan Orang Rimba untuk berobat juga tidak tersedia.

Pada masa ini merupakan masa sulit bagi Orang Rimba untuk bertahan, angka kesakitan dan kematian melonjak drastis.

"Dibutuhkan peran serta semua pihak untuk membantu Orang Rimba keluar dari masalah ini. Untuk tahap ini yang dibutuhkan bantuan langsung berupa beras dan sembako dan juga dibutuhkan adanya posko kesehatan yang dekat dengan lokasi mereka melangun," sebut Kristiawan, selaku Koordinator Unit Kajian Suku-Suku di Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi saat mendampingi Orang Rimba yang tengah dirawat.

Disebutkan Kristiawan kejadian orang rimba yang meninggal beruntun sampai 11 orang, dan kini masih puluhan anggota kelompok ini yang masih sakit disebabkan oleh multi faktor. Di antaranya, kekurangan pangan, krisis air bersih, ketidakadaan imun tubuh karena memang belum pernah di imunisasi serta juga disebabkan pola hidup.

"Kompleknya persoalan ini yang menyebabkan pesakitan dan kematian di Orang Rimba sangat tinggi," ujar Kris.

Untuk diketahui Tiga Kelompok Orang Rimba di bagian timur TNBD yaitu Kelompok terap yang dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal  dan Kelompok Serenggam yang di pimpin Tumenggung  Nyenong, saat ini tengah dihantui kematian beruntun yang menyerang sejumlah orang di kelompok ini.

Tercatat sudah 11 orang yang meninggal dalam waktu beberapa bulan terakhir dari  150 jiwa yang ada di tiga kelompok ini.  Kematian beruntun paling banyak terjadi pada Januari dan Februari dengan enam kasus kematian yaitu empat anak-anak dan dua orang dewasa.

Menyikapi kematian ini, Kementrian Sosial sudah turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi Orang Rimba. Laode Taufik Nuryadin, selaku Kasubdit Kerjasama Kelembagaan Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Permberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kementerian Sosial yang turun ke lokasi pada Kamis (5 Maret) kemarin menyatakan keprihatinannya dengan kelompok masyarakat ini.

Untuk itu menurutnya secara berjenjang ia akan melaporkan kondisi ini untuk memberikan solusi dan memberikan bantuan kedukaan kepada Orang Rimba. (one)

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya