Logo Baru Yogyakarta Tak Boleh Jadi Merek Dagang

Kirab budaya Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id / Ochi April (Yogyakarta)
VIVA.co.id
Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
- Ribuan warga memadati sepanjang Jalan Malioboro hingga pagelaran Kraton Yogyakarta untuk menyaksikan kirab budaya pisowanan Ageng ke-26 Sri Sultan Hamengkubuwono X, Sabtu 7 Maret 2015.

Lagi, Calon Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom

Meski mendung menghitam di langit Yogya, namun antrean warga terus bertambah. Bahkan saat hujan turun, peserta kirab tetap semangat mengikuti prosesi hingga
Yogya Bakal Punya Stasiun Kereta Api Bertaraf Internasional
finish di Pagelaran Kraton Yogyakarta.

Kirab budaya Pisowanan Ageng HB X diikuti 3.500 orang dari 66 kelompok kesenian di DI Yogyakarta.


Dikemas dalam Yogya Gumregah, dalam Pisowanan Agung Sri Sultan HB X juga akan di launching branding baru Yogya Istimewa serta Jumenengan HB X sebagai Raja Yogyakarta.


Dalam kegiatan pesta rakyat tersebut, akan disiapkan sebanyak 120 tumpeng, dan puluhan angkringan di sekitar alun-alun Utara.


"Untuk kegiatan ini, yang sifatnya lebih kepada publikasi kami menganggarkan dari Dana Keistimewaan senilai Rp200 juta. Sedangkan untuk tumpengan dan lainnya adalah partisipasi masyarakat juga Pemda kabupaten dan kota," kata Biworo Yuswantono, dari Bappeda DIY.


Menurut dia, dalam acara tersebut partisipasi masyarakat Yogya cukup besar dalam memberikan sumbangan.


Sementara itu terkait dengan rencana
launching branding
baru logo Yogya Istimewa, Ketua Tim 11, Herry Zudianto mengatakan masyarakat dipersilakan menggunakan logo baru Yogya tersebut secara gratis.


"Tapi tidak dijadikan merek dagang, logo baru Yogya Istimewa silakan digunakan."


Seniman Butet Kertaradjasa yang hadir dalam acara itu mengatakan, pesta rakyat yang digelar oleh warga Yogyakarta adalah sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Rajanya.


"Kegiatan ini tidak akan ada di kota lain. Ini adalah pesta rakyat dengan mengusung kebudayaan. Di sini seluruh kekuatan rakyat berkumpul, tanpa harus pake bayar-bayar. Kalau di Jakarta seperti pasukan nasi bungkus. Tapi ini adalah kebudayaan," kata Butet.


Mengenai logo, Butet yang menjadi anggota tim 11 menyatakan logo merupakan hasil dari partisipasi masyarakat hendaknya menjadi milik rakyat.


"Acara ini tidak ada di kota lain. Kebersamaan ini adalah milik warga. Harapannya agar logo baru Yogya Istimewa menjadi spirit bagi masyarakat Yogyakarta."

![vivamore="Baca Juga :"]


[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya